Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merengkuh "Surga" di Taman Eden 100

Kompas.com - 12/01/2012, 06:07 WIB

Oleh: Mohammad Hilmi Faiq

Penasaran dengan pohon ara atau tin yang tersebut dalam kitab suci? Atau ingin mengintip suasana hutan Amazon? Datanglah ke Taman Eden 100. Di sana, Anda bisa temukan pohon ara dari Jerusalem dan butter nut dari Amazon tumbuh dengan subur.

Deretan pohon tertata di sepanjang jalan setapak. Anturmangan, beringin, alpukat, dan mangga adalah beberapa pohon yang ada di antara deretan itu. Hampir di setiap batang pohon tertulis nama dan instansi atau kota tertentu. Nama yang tertera menunjuk identitas si pemilik pohon itu.

Itulah salah satu keunikan Taman Eden 100 yang terletak di atas ketinggian 1.100 sampai 1.750 meter di atas permukaan laut. Lokasinya di perbukitan di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Setiap pengunjung mendapat kesempatan untuk mengabadikan namanya dengan cara menanam pohon. Tentu ada tarifnya.

Di luar tarif masuk Rp 3.000 sampai Rp 7.000 per orang, pengunjung cukup membayar Rp 100.000 sampai Rp 300.000 per pohon. Kutipan biaya itu digunakan untuk merawat pohon. ”Bila pohon mati, kami mengganti dengan bibit baru,” kata pemilik sekaligus pengelola Taman Eden 100, Marandus Sirait (44).

Pengunjung bebas makan buah-buahan di dalam hutan konservasi milik keluarga Marandus Sirait ini bila berminat. Ada buah durian, alpukat, jeruk, dan jambu biji.

Hutan tropis yang bersuhu rata-rata 20 derajat celsius di siang hari ini juga cocok bagi pencinta tanaman atau bunga. Marandus secara khusus membangun area konservasi anggrek toba degan label Orchid Park, satu-satunya taman konservasi anggrek hutan di Sumatera Utara. Beragam tanaman khas Batak yang mulai langka pun ada di sini. Sebutlah, misalnya, pohon sampinur bunga, hariara, jabi-jabi, tahul-tahul, dan andaliman tumbuh subur di sana.

Tumbuh juga pohon ara atau tin yang bibitnya sengaja didatangkan langsung dari Israel. Juga pohon butter nut dari hutan Amazon. Kedua pohon ini tumbuh subur dan rimbun meski tak berbuah. Mungkin karena iklim yang tidak cocok. Paling tidak, kehadiran pohon-pohon itu menambah kekayaan koleksi Taman Eden 100

Keindahan alam

Jenuh dengan keanekaragaman flora, pengunjung juga dapat menikmati keindahan alam di dalam hutan tropis ini. Pengelola hutan siap mengantarkan pengunjung ke goa kelelawar yang berjarak sekitar 2,5 jam jalan kaki dari pintu masuk. Di goa ini, pengunjung dapat menikmati keindahan alam di sekitar hutan lindung yang berdekatan dengan Taman Eden 100 atau bisa juga melihat langsung habitat kelelawar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com