Bromo Sudah Kembali...

JAM baru menunjukkan pukul 04.00 saat puluhan orang melintasi jalan setapak terjal menuju bukit Penanjakan Dua di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (1/1/2012).

Cuaca dingin dan gerimis sepanjang malam tak membuat surut para penjelajah. Pemandangan indah saat matahari terbit dan melihat Gunung Bromo, Batok, dan Semeru tegar berdampingan menjadi alasan orang tetap menjelajah.

Dalam balutan sarung atau jaket tebal orang-orang menunggu dengan sabar. Menit demi menit, semua seperti tanpa lelah mengawasi ufuk timur. Beberapa lainnya mendekati warung-warung yang dibuka warga setempat yang menyediakan makanan dan minuman hangat. ”Jika cerah, pukul setengah lima sudah terlihat mataharinya,” kata salah satu pedagang.

Awan tebal sempat menghalangi matahari terbit pertama kali. Penjelajah sempat kecewa. Akan tetapi, kekecewaan terbayar tatkala gelap tersingkap. Tiga gugusan gunung tadi menyambut dengan hangat.

Setahun lalu Gunung Bromo begitu sunyi. Hanya warga asli dari suku Tengger yang tinggal. Jangankan bukit Penanjakan, Desa Ngadisari yang biasanya ramai oleh wisatawan pun ikut sunyi. Gunung Bromo ditutup untuk kegiatan pariwisata. Jikapun masih ingin melihat, hanya diperbolehkan dari jarak 3 kilometer.

Setahun kemudian, mobil-mobil berpenggerak empat roda kembali berseliweran mengantarkan wisatawan. Kuda-kuda kembali meringkik siap mengantarkan wisatawan melewati medan sulit. (Bahana Patria Gupta)