Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Batu Diminati Wisman

Kompas.com - 23/01/2012, 21:03 WIB

KOMPAS.com - Kampung Batu Tour adalah wisata melihat pedesaan dan wisata kriya di daerah Batu, Malang, Jawa Timur. Wisatawan bisa melihat proses pembuatan makanan tahu mentah sampai goreng dan menggabungkan wisata pedesaan melihat petani bekerja.

Wisatawan dapat menyaksikan petani bunga di Desa Sidomulyo dan petani apel bekerja di Selecta, petani bonsai membentuk tanamannya. Atau ke Taman Selecta dan melihat Air Terjun Condo Roban adalah perjalanan unik yang sayang dilewatkan. Mengikuti paket tour lengkap ini memerlukan waktu lima jam dengan mobil dari Malang pulang pergi karena lokasi yang perlu didatangi enam lokasi yang berdekatan di Batu.

Paket wisata tersebut diminati wisatawan asing yang berkunjung ke Kota Malang dan Batu. Ketika penulis mencoba juga mengikuti paket Kampung Batu Tour asyik juga melihat perajin tahu memeras kedelai, mendidihkan, mencetak tahu sampai menggorengnya. Proses pembuatan tahu mulai kedelai dicuci sampai tahu mentah jadi sekitar satu jam.

Menyaksikan langsung petani bonsai memotong dan membentuk pohon-pohon cemara kecil dan bonsai mempunyai sesansi tersendiri. Harga pohon bonsai termasuk mahal dijual mulai Rp 1 juta sampai Rp 50 juta yang paling besar dan sudah tumbuh 10 tahun.

Melihat petani bunga dan apel bekerja di kebun dengan keringat dibawah matahari pagi. Menyaksikan petani memetik bunga dan apel di bawah Gunung Panderman adalah pemandangan unik  yang tidak dapat dilihat di negara-negara wisatawan asing tersebut.

Sementara pemandangan Desa Sidomulyo sangat indah. Tiap rumah penduduk desa itu memiliki halaman taman  bunga diantara hamparan kebun bunga yang sengaja dirawat untuk dijual bunga potongnya. Bunga warna warni merah kuning ungu sangat kontras dengan pemandangan puncak Gunung Panderman yang hijau di kejauhan.

Wisata kriya lain yang bisa dilihat di Batu antara lain proses pembuatan minuman sari buah apel, dodol apel, keripik tempe dan keripik buah. Makanan unik di daerah Batu adalah nasi goreng apel dan sate kelinci.

Menurut Mokhmamad Anshori, Ketua Perhimpunan Pramuwisata Indonesia Cabang Malang rata-rata pengunjung asing yang datang di Kota Malang sekitar 150 orang per hari. Rata-rata mereka menghabiskan waktu menginap dua hari. Kebanyakan mereka berasal dari Belanda, Jerman, dan Perancis.

Selain ke kota apel Batu, mereka mampir ke Malang untuk bernostalgia melihat bangunan-bangunan tua di Kota Malang antara lain Gereja Immanuel dan Kawasan Boulervard Jalan Ijen sebelum melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo untuk melihat matahari terbit. Mereka juga suka makan sambil bernostagia di Toko Oen dengan menu Belanda di Malang.

Anshori menambahkan, tujuan wisatawan asing dan pribumi sangat berbeda. Wisatawan lokal tujuannya lebih suka wahana modern bikinan manusia seperti  ke Jatim Park, Agrowisata Kusuma, Batu Night Spetacular, Selecta, Songgoriti, Paralayang, dan Air Terjun Condoroban.

Kota Batu hanya berjarak 16 kilometer dari Malang dan jarak antara setiap tempat wisata di Kota Batu tidak jauh sekitar dua sampai lima kilometer saja. Hotel-hotel di Batu juga banyak mulai kelas melati sampai hotel berbintang empat juga ada. (Asita DK Suryanto, asita@djojokoesoemo.com)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com