Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Pusaka Nias Tak Pernah Sepi...

Kompas.com - 24/01/2012, 11:47 WIB

HAMPIR setiap hari Museum Pusaka Nias tidak pernah sepi dari pengunjung. Pengunjungnya pun tidak terbatas umur dan pekerjaan. Sebagai sebuah lembaga yang menyimpan benda-benda budaya dan sejarah peninggalan nenek moyang masyarakat Nias, museum ini dapat dikategorikan sebagai tempat tujuan wisata yang menarik, terutama bagi wisatawan asing yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Nias.

Sebelum memasuki museum yang terletak di pusat kota Gunungsitoli ini, pengunjung harus membayar tiket masuk dengan tarif Rp 2.500 untuk orang dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak. Tarif ini sudah termasuk parkir kendaraan yang ada di dalam museum.

Dibangun oleh Yayasan Pusaka Nias pada 1995, museum yang berdiri di atas tanah seluas dua hektar tersebut menyimpan 6.000 lebih benda-benda bersejarah suku Nias, mulai dari perhiasan, alat rumah tangga, alat musik tradisional, dan patung-patung. Ada pula replika rumah adat dan kerajinan tangan khas Nias seperti bola nafo (tepak sirih) dengan berbagai motif. Di sini disimpan pula bola nafo ukuran raksasa, 3 meter x 3 meter yang tercatat dalam Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai tepak sirih terbesar di Indonesia.

Untuk mengetahui sejarah, makna, dan fungsi setiap benda yang dipamerkan, pengunjung dapat membaca tulisan yang terletak di sisi benda tersebut, tersedia dalam dua bahasa, yakni Indonesia dan Inggris.

“Untuk merawat benda-benda ini cukup dilap saja sehingga tidak berdebu. Tapi kalau untuk pengawetan, ada obat khusus yang diberikan supaya tidak gampang rusak,” ujar Hezatulo Nduru (38), salah seorang petugas yang menjaga museum tersebut. Hezatulo Nduru yang akrab disapa Ama Elsa Nduru ini sudah 5 tahun bekerja sebagai petugas museum.

Tak hanya menjaga dan membersihkan, Hezatulo yang selalu dibantu oleh 3 orang rekannya itu juga piawai memainkan alat-alat musik tradisional Nias seperti tutuhao, yakni alat musik yang terbuat dari bambu, yang dimainkan dengan cara dipukul.

Untuk masuk ke ruang pameran, pengunjung dikenakan tarif masuk Rp 2.000 untuk dewasa, Rp 1.000 untuk pelajar dan mahasiswa dan Rp 20.000 untuk wisatawan mancanegara. Sayangnya, mungkin dengan alasan keamanan dan ketertiban, pengunjung dilarang untuk memotret atau berfoto di ruang ini. Namun, masih ada saja sebagian kecil pengunjung yang mengabaikan larangan tersebut meski secara sembunyi-sembunyi saat petugas tidak berada di tempat.

Tempat Belajar dan Berekreasi

Berbeda dengan museum lainnya, di tempat ini para pengunjung juga dapat menikmati wahana rekreasi lainnya meski hanya dalam kapasitas kecil. Namun, kehadiran fasilitas lain yang ditawarkan tersebut membuat para pengunjungnya dapat menikmati suasana berbeda dalam satu lokasi saja.

“Di sini bisa santai bersama teman, jaraknya juga dekat,” ujar Amrin Harefa (15), seorang pelajar di salah satu SMK swasta yang ada di Gunungsitoli, yang kala itu ditemui sedang berkumpul bersama dengan teman-temannya. Amrin dan teman-temannya sering memanfaatkan waktu untuk berekreasi di Museum Pusaka Nias terutama sepulang sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com