Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Eceng Gondok Danau Tondano

Kompas.com - 27/01/2012, 16:37 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Hamparan sungai memanjakan mata sebelum masuk ke kawasan Danau Tondano, Sulawesi Utara. Anda perlu meluangkan waktu yang banyak untuk wisata ke Danau Tondano. Hitung saja berapa waktu yang diperlukan untuk mengelilingi Danau Tondano sepanjang 42 kilometer ini.

Tentunya tidak seru jika mengelilingi Danau Tondano tanpa menepi dan berfoto-foto. Tak perlu heran, Danau Tondano memang danau terluas di Sulawesi Utara. Luas danau ini mencapai hampir lima ribu hektar.

Menariknya, sekeliling Danau Tondano beraspal. Sehingga mobil benar-benar dapat mengelilingi danau ini. Setiap lintasan pun menawarkan panorama dan cerita yang berbeda-beda.

Namun sangat jarang wisatawan yang benar-benar menempuh perjalanan keliling Danau Tondano hingga utuh. Biasanya wisatawan akan langsung pergi menuju Sumaru Endo di Desa Leleko, Remboken.

Cukup membayar tiket masuk Rp 5.000 dan wisatawan dapat bersantai di area wisata tersebut. Di sana wisatawan bisa duduk-duduk sambil menikmati pemandangan danau. Sepoi angin dan desiran air tenang, cocok sebagai tempat merenung atau sekadar piknik tepi danau.

Anda juga bisa naik perahu maupun bebek-bebekan untuk berkeliling di atas danau. Ingin lebih yang beraksi? Coba saja wakeboarding, berdiri di atas papan dan tangan berpegang pada tali yang tersambung ke speedboat.

Speedboat melaju, maka si pengendara papan pun seakan sedang menari di atas air. Biasanya wakeboarding dilakukan di laut. Nah, Danau Tondano yang luas pun bisa menjadi tempat untuk melakukan wakeboarding.

Sekadar menikmati hawa yang dingin pun tak masalah. Area tersebut memang tergolong dingin karena berada di daratan tinggi serta dikelilingi oleh Bukit Tampusu, Gunung Masarang, Gunung Kaweng, dan Pegunungan Lembean.

Danau Tondano merupakan danau vulkanik yang terbentuk dari aktivitas gunung berapi berpuluh juta tahun yang lalu. Oleh karena itu, jangan kaget jika air keran di kawasan ini bukannya dingin, malah hangat. Sebab, kawasan Danau Tondano mengandung belerang.

Jika saat Anda mampir ke danau ini, akan tampak hamparan hijau di atas danau. Terlihat cantik serta begitu kontras dengan birunya air dan langit. Jangan langsung terpesona karena warna hijau itu adalah eceng gondok. Ya, beberapa tahun belakangan Danau Tondano ibarat sedang sakit.

Serangan eceng gondok yang makin meluas dan membunuh ekosistem di bawah danau. Pemerintah setempat beberapa kali berusaha membersihkan eceng gondok tersebut. Namun selalu dengan cepat muncul kembali.

”Waktu saya masih kecil danau sama sekali bersih, tak ada eceng gondok. Sekarang dibersihin, tiga bulan kemudian cepat sekali udah banyak lagi,” tutur David, pemandu asal Manado.

Mungkin menarik jika hamparan eceng gondok tersebut dapat diolah kembali menjadi aneka kerajinan tangan. Selain eceng gondok, Danau Tondano juga menghadapi isu-isu lingkungan seperti tercemar karena limbah rumah tangga. Sayang, karena selama ini Danau Tondano adalah kawasan subur. Lihat saja hamparan sawah, seolah menikmati sari kesuburan tanah sekitar Danau Tondano.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com