Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brrrr... Musim Dingin yang Mematikan!

Kompas.com - 13/02/2012, 17:22 WIB

Font Romeu, yang berada di pegunungan Pyrénées yang kami pilih kali itu. Pertama mendatangi tempat itu saat Adam, anak sulung kami berusia dua tahun, saat itu kami datang menginap selama seminggu, sekalian merayakan ulang tahun baginya. Kali ini, kami kembali sembilan tahun kemudian, untuk menikmati berempat.

Si kecil Bazile yang belum berusia empat tahun, masih terlalu kecil untuk berada di atas papan ski. Berpisah menikmati salju antara kami agar, Adam bisa meluncur dari ketinggian dengan ski-nya menjadi tanda tanya bagi kami. Karena tak asyik juga liburan jadi terpisah. Jadilah, kami memutuskan kali ini, benar-benar menikmati salju sekeluarga dengan bersenang-senang meluncur di atas papan luncur.

Font Romeu, sebuah stasiun ski kekeluargaan, menurut saya, tak terlalu besar tetapi fasilitas lengkap. Kebanyakan yang datang ke tempat ini, mereka yang berkeluarga. Suasana kekeluargaan ini yang membuat nyaman bagi pengunjung. Dan yang menyenangkan terdapat hingga dua tempat khusus untuk papan luncur, bahkan tersedia untuk balita.

Berhubung kami datang dari liburan di Spanyol, maka perlengkapan papan luncur atau ski memang tak kami bawa. Karena di setiap stasiun ski, selalu tersedia sarana penyewaan. Hanya soal pakaian dan sepatu khusus untuk salju, memang sudah kami persiapkan sebelumnya. Bermain salju, sebaiknya menggunakan pakaian dan sepatu khusus. Selain menahan dingin lebih baik, juga karena kedap air, hingga mau tubuh ini berguling-guling dalam gumpalan salju, badan tetap kering!

Jangan lupa, sarung tangan juga merupakan hal yang penting. Tentu saja sarung tangan pun khusus untuk salju, kedap air. Karena kalau tidak, tangan kita bisa membeku, sakit sekali jika kulit tangan kedinginan. Kepala pun sebaiknya dilindungi, kali itu saya kelupaan bawa penutup kepala, hanya penutup kuping saja. Hasilnya, usai bermain salju, rambut saya keras! Rupanya selama meluncur, cipratan es mengenai rambut saya, dan langsung membeku, bagaikan es, membuat rambut saya jadi ikutan menjadi es! Halah… nasib... nasib!

Berbicara soal papan luncur, mungkin bagi yang belum mengenalnya akan berpikir, apakah asyik dilakukan? Tentu saja! Bukan cuma asyik tapi juga seru! Bermain papan luncur, yaitu pertama tentu saja harus memiliki papan luncur, bisa membelinya dari mulai harga 15 euros hingga kurang dari 100 euros. Tergantung modelnya, rata-rata yang baik dan bisa dipakai untuk dua orang, berkisar sekitar 20 euros. Modelnya mulai untuk bayi, hingga dewasa. Bila malas repot, bisa langsung menyewa di tempat. Biasanya biaya sewa sekitar 5 hingga 10 euros untuk satu hari, praktis kan?

Bermain papan luncur, harus kuat kaki pada awalnya karena untuk meluncur tentu saja dari ketinggian. Nah, mencapai ketinggian ini, dua kaki harus kuat menanjak! Bagi para bapak, otot tangan juga dibutuhkan, karena mereka yang memiliki anak kecil, layaknya kami, masih sulit menanjak dengan kaki kecil mereka. Jadilah, tubuh mungil mereka, duduk manis dalam papan luncur, sambil sang ayah, menarik papan tersebut hingga puncak. Tentu saja, para ibu yang merasa kuat boleh juga membantu suami yang mungkin sudah terengah-engah karena bolak balik, kerja bakti, mengangkut sang buah hati.

Setelah sampai di puncak, carilah yang agak rata, papan diletakkan, kaki dilonjorkan, bagi orang dewasa, harus ditekuk, dan anak kecil wajib berada di depan. Karena yang di belakanglah yang mengemudikan papan luncur. Iya, jangan salah, papan ini harus dikemudikan, salah mengarahkan bisa-bisa menabrak orang, atau terguling!!

Setelah semuanya dirasa baik, dan jantung sudah siap untuk dipompa kencang, rem papan luncur segera dibebaskan, dan……..ssssssrrrrrtttttttttzzzzz..... meluncurlah papan licin tersebut di atas salju dengan kencang, menukik turun, membuat adrenalin melonjak, mulut menjerit, sambil tangan harus lihai mengendalikan arah meluncurnya si papan. Seru kan?

Yang paling heboh adalah saat papan meluncur dengan kencang tiba-tiba ada orang yang melintas, bikin kita panik, membuat tangan mengerem mendadak. Kadang berhasil, tapi seringnya bikin papan jadi berputar, tergelincir, membuat penumpangnya terjatuh dan terguling. Seram? tentu saja tidak. Rata-rata aman kok, malah hal seperti itu yang membuat kita jadi terpingkal-pingkal. Karena stasiun untuk papan luncur, tak securam turunnya layaknya untuk ski.

Saya, sudah terbiasa, terpental dari papan luncur karena panik. Memang pada dasarnya saya ini panikan, jadi melihat manusia di depan rasanya sudah main langsung rem, jadilah saya berakrobatik ria depan para pengunjung. Banyak yang tertawa geli, ada juga yang mencoba menahan diri, mungkin khawatir tersinggung. Tapi, bagi saya itu bagian dari permainan papan luncur, menyenangkan, seru dan menegangkan.

Itulah salju, sifatnya bersahabat namun bisa juga menjadi musuh. Melihat sekilas, Si Putih turun dari langit, bagaikan magic! Butiran kecil yang terbang tersapu angin, seolah tak berdosa, bahkan mempercantik alam. Namun saat gumpalan kecil tersebut menjadi lebat, seolah datang menyerang, membuat luka. Butiran polos putih yang bersatu menjadi bola hasil kepalan, dilempar sebagai permainan yakni perang bola salju. Membuat kita tertawa girang, melihat orang yang kita lempari terkena sasaran, dan dengan segera kabur karena orang tersebut telah bersiap melakukan aksi yang sama. Namun saat gumpalan tersebut menjadi bola raksasa karena kekuatan alam, tak lagi membuat tawa, melainkan tangisan, karena memakan korban.

Musim adalah bagian alam. Saat datang dengan ramah, manusia bersuka cita. Ketika hadir diluar perkiraan, membuat orang berang. Saya yang sejak lahir terbiasa disuguhkan dengan suhu yang hampir sama di Indonesia, kini setelah dua belas tahun hidup di negara empat musim, menjadi saksi bagaimana alam ciptaan Tuhan, bercerita kepada manusia. Bila musim dingin kali ini begitu menggigit, mungkin memang saatnya alam mendinginkan suhu tubuhnya, setelah beberapa waktu disengat hawa panas. Apakah manusia tak terlalu ramah lagi merawat kecantikan buminya? Entahlah… (DINI KUSMANA MASSABUAU)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com