Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Lubang Kalam Bersama "Mak Itam"

Kompas.com - 18/02/2012, 15:29 WIB

Oleh: Ingki Rinaldi

Terowongan menembus bebatuan cadas yang dikenal sebagai Lubang Kalam melempar Medrial Alamsyah (48) ke masa puluhan tahun silam di Sawahlunto. Konsultan manajemen publik di lembaga SIGI Indonesia yang dipimpinnya itu tengah mengenang kembali masa-masa kecilnya naik kereta api.

Pada Jumat di awal Desember lalu, Medrial yang aktivitasnya berpusar di Jakarta pulang kampung ke Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. ”Ini pertama kalinya saya naik lagi setelah ’Mak Itam’ kembali,” kata Medrial yang berasal dari Jorong Talawi Mudiak, Kanagarian Talawi, Kecamatan Talawi, Sawahlunto.

Mak Itam yang dimaksud Medrial adalah julukan untuk lokomotif uap E 1060 buatan Hartmann Chemnitz di Esslingen, Jerman, pada 1965. Siang itu, sebelum Mak Itam diberangkatkan, bunyi tombol pelepas rana yang dijepretkan sejumlah fotografer terdengar dari berbagai titik. Beragam sudut pandang dicoba mereka yang sebagian besar datang dari Jakarta untuk mengabadikan Mak Itam.

Namun, adalah bau asap batubara yang menyengat, gelapnya terowongan, tipisnya udara, dan suara gemeretak rel ditimpa gelondongan roda kereta menjadi elemen-elemen kunci. Medrial sontak teringat kawan-kawan masa kecilnya.

”Lubang Kalam, Lubang Kalam, dan kami biasanya langsung menutup mata dan hidung. Telat sedikit saja, mata akan jadi perih rasanya,” ujar Medrial yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan tokoh pers nasional, Djamaluddin Adinegoro. Suasana di gerbong, dalam ingatan Medrial, juga sekelam suasana di luar karena tidak tersedia lampu penerang.

Namun, hari itu, Medrial yang menumpang di gerbong E 1060 tidak lagi merasakan gelap dan sesak karena membaui asap batubara. Gerbong itu telah dipasangi lampu dan pendingin udara. Sekalipun bau asap masih terasa, nuansa pekatnya sudah hilang.

Elemen kunci tentang sejarah yang hilang. Memang, interior dalam gerbong itu masih relatif dipertahankan. Misalnya, gagang pembuka toilet berbahan kuningan yang jika dipegang meninggalkan bau logam di telapak tangan.

Namun, perangkat dalam kamar kecil sudah diganti dengan yang baru. Demikian pula dengan jendela yang sudah ditutup permanen. Bobot keseluruhan Mak Itam sekitar 55 ton dan pada masanya dipergunakan sebagai penghela gerbong batubara, dan kadangkala penumpang juga. Masa yang diingat Medrial ketika masuk lagi dalam Lubang Kalam yang panjangnya sekitar 1 kilometer itu.

Hari itu Mak Itam beroperasi dalam kondisi tak biasa. Karena biasanya hanya berjalan pada hari Minggu dengan tarif Rp 50.000 per orang untuk rute Stasiun Sawahlunto- Muarakalaban yang jaraknya sekitar 8 kilometer. Bisa juga menyewa dengan biaya Rp 1,5 juta untuk maksimal 30 orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com