Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekas Ladang Candu Itu Jadi Pendulang Devisa

Kompas.com - 20/02/2012, 07:57 WIB
Windoro Adi

Penulis

Perempuan yang lahir tanggal 21 Oktober 1900 itu datang dengan helikopter karena saat itu hanya ada jalan setapak nan terjal menuju kawasan perbukitan Doi Tung. Kedatangannya dengan helikopter itulah yang membuat Puteri Sangwan dijuluki sebagai ibu suri raja yang datang dari langit atau Mae Fah Luang. Nama ini kemudian diabadikan dalam yayasan yang ia dirikan, MFLF.

Langkah pertama yang dilakukan Puteri Sangwan adalah menyehatkan warga dengan program seribu hari yang diikuti 1000 warga pecandu berat. Selama masa tersebut, warga dilatih tidak lagi menyandu.

Setelah sebagian besar warga mengikuti program itu, Puteri Sangwan melakukan program berikutnya, mengajak warga menanam tanaman kopi dan kacang macademia, menggantikan tanaman candu. Selama tanaman produktif belum menghasilkan, warga mendapat uang dan subsidi pangan.

Dengan biaya dan pendampingan MFLF, warga membuat sumur sumur dan jaringan air minum serta jalan jalan desa. Setahap demi setahap, jaringan listrik pun dibangun.

Sambil menunggu panen, mereka dilatih mengolah biji kopi dan kacang macademia sebagai produk unggulan Doi Tung. Sebagian warga lainnya dilatih menenun dengan alat bukan mesin, membuat kertas dan kerajinan kertas, membuat kerajinan keramik dan berbagai bentuk kerajinan lain.

Sentra-sentra kerajinan, produk kopi, dan kacang macademia dibangun. Warung-warung dan tempat penginapan kecil didirikan sebagai sarana menjual produk. Saat panen pertama tiba, Handicraft and Cottage Industry yang disiapkan MFLF, mulai beroperasi.

Tak ingin proyeknya gagal, Puteri Sangwan yang awalnya tinggal di tenda, membangun rumah. Dari rumah yang kini dikenal sebagai Vila Mae Fah Luang itu, ia mengikuti perkembangan warga minoritas miskin ini.

Di halaman rumahnya yang luas, terhampar beratus jenis bunga yang juga ditanam warga Doi Tung dan menjadi industri baru di Doi Tung. Melihat antusias warga terhadap proyek yang ia kembangkan, Puteri Sangwan lalu membangun taman seribu bunga, Taman Mae Fah Luang yang kini menjadi salah satu destinasi wisata selain menjadi sentra pembibitan tanaman hias. Selain itu, ia juga membangun rumah inspirasi untuk kepentingan pengembangan Doi Tung.

Apa hasilnya setelah proyek padat karya tersebut berjalan 15 tahun? Pendapatan 11.000 warga naik delapan kali lipat. Usia warga bertambah panjang, sementara angka kelahiran merosot. Para gadis Doi Tung pun menjadi lebih suka menenun atau membuat kerajinan di kampung halamannya ketimbang menjadi pekerja seks komersial.

Kebangkitan Doi Tung membuat pamor Chiang Rai sebagai kawasan wisata makin berbinar. Para orangtua pun memilih mendidik anak-anak mereka di Chiang Rai, lebih-lebih setelah pemerintah membangun Universitas Mae Fah Luang tahun 1999 di Doi Ngaem, Muang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com