Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan Fenomena Baru di Merapi

Kompas.com - 25/02/2012, 03:06 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Tim Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta menemukan fenomena baru berupa lubang-lubang kecil berisi air di sumbat lava kawah Merapi. Lubang-lubang ini berdiameter sekitar 5 meter dan berada di permukaan sumbat lava yang dalamnya mencapai 150 meter dengan titik suhu terpanas 540 derajat celsius.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo, Jumat (24/2), menjelaskan, kondisi tersebut diperoleh tim BPPTK Yogyakarta melalui foto saat naik ke puncak Merapi pada Rabu (22/2). Ketika itu terdapat tiga lubang berisi air yang berada di sumbat lava Merapi. Sebelumnya, gunung ini tidak pernah memiliki kawah yang begitu dalam serta berisi air.

Munculnya fenomena baru ini berkaitan erat dengan terjadinya peningkatan aktivitas kegempaan Merapi akhir-akhir ini. ”Ada dua kemungkinan mengapa bisa terbentuk lubang-lubang kecil di sumbat lava. Pertama, lubang-lubang itu muncul karena ada akumulasi tekanan dari bawah sumbat lava yang kemudian memunculkan retakan. Kedua, lubang- lubang kecil tersebut bisa jadi muncul karena adanya letusan freatik kecil dari interaksi air hujan dengan panas dari dalam kawah,” ujarnya.

Kondisi kawah Merapi pascaerupsi 2010 sangat berbeda dengan situasi sebelumnya. Kedalaman kawah saat ini 150 meter dengan diameter atas sekitar 400 meter dan diameter kawah di dasar sekitar 300 meter.

”Dari kondisi ini, yang perlu diwaspadai adalah kawah ini memiliki bukaan yang menuju ke arah selatan dengan diameter antara 400 sampai 500 meter. Jika sewaktu-waktu Merapi erupsi lagi, letusannya tidak lagi mengarah ke barat, tetapi ke selatan,” kata Subandriyo.

Sementara itu, kondisi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, hingga Kamis (23/2) masih tetap fluktuatif. Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih didominasi gempa embusan dan guguran.

Aktivitas kegempaan pada Kamis tercatat mengeluarkan enam kali gempa embusan, delapan kali gempa guguran, lima gempa tektonik jauh, dan delapan gempa tektonik dalam. ”Statusnya masih siaga level III. Kondisinya juga masih fluktuatif,” ujar Hendro Wahyono, Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.

Terkait kondisi Gunung Galunggung, Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya memetakan lahan sawah yang berpotensi rusak apabila gunung itu meletus. Tidak hanya sawah, material letusan juga akan merusak semua irigasi teknis yang memiliki sumber air berhulu.

Kepala Seksi Bidang Produksi Padi pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya Tia Kustiadi mengaku, tercatat 12.117 hektar yang berpotensi rusak tertutup lahar Galunggung dari total lahan sawah di Tasikmalaya 39.000 hektar.(ABK/CHE/DIA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com