Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan-jalan di Gianyar, dari Patung Bali sampai Sawah Berundak

Kompas.com - 09/03/2012, 12:55 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com - Pariwisata menjadi lokomotif ekonomi Kabupaten Gianyar, Bali. Pada tahun 2010 pendapatan daerah mencapai Rp 210 miliar, 70 persennya berasal dari pariwisata. Jika Anda berminat wisata di Gianyar, ada lima zona wisata di kabupaten tersebut. Secara administrasi, Gianyar memiliki 7 kecamatan.

“Saya tidak lihat batas administrasi tapi karakter wilayah,” ungkap Bupati Gianyar, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati baru-baru ini.

Di selatan Gianyar terdapat kawasan Pasar Sukawati sebagai pusat perdagangan seni. Kawasan ini juga sebagai pintu masuk wisatawan dari arah Denpasar. Pecinta wisata belanja silahkan mampir ke kawasan selatan Gianyar. Aneka pakaian khas Bali, ukiran dan patung Bali, sampai lukisan bisa Anda dapatkan di sini. Rencananya pasar seni tersebut akan direlokasi. Pasar tersebut sendiri tetap dipertahankan menjadi pasar tradisional.

“Yang akan direlokasi adalah pasar seni,” tutur Tjokorda.

Sementara itu di Gianyar bagian utara dipertahankan sebagai konservasi pertanian. Kawasan di utara ini fokus pada agrowisata. Apalagi pertanian Bali memiliki keunikan berupa sistem subak. Di utara terdapat obyek wisata Tegalalang. Di sini turis bisa melihat sawah berundak.

Sedangkan bagian barat Gianyar merupakan zona Tampaksiring dan Blahbatuh sebagai tempat konservasi purbakala. Di sini terdapat peninggalan purbakala seperti Gunung Kawi dan Goa Gajah. Penggemar wisata sejarah wajib datang ke kawasan ini. Bahkan, pihak pemerintah daerah tengah mengupayakan pengajuan ke UNESCO untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai world heritage.

Di timur Gianyar yang merupakan ibu kota kabupaten tersebut, menurut Tjokorda terdapat tempat surfing yang dikenal sebagai satu-satunya lokasi surfing malam hari di Bali. Cocok bagi Anda penggemar wisata bahari.

Nama pantai tersebut adalah Keramas Golden Beach sebagai tempat surfing. Keunggulan surfing di pantai ini adalah tidak mengenal cuaca. Peselancar juga dapat melakukan aktivitas selancar baik di siang hari maupun malam.

Di Gianyar bagian tengah merupakan kawasan Ubud yang tepat bagi para penggemar wisata budaya. Menurut Tjokorda, kawasan Ubud sudah berkembang sebagai kawasan pariwisata sejak tahun 1930-an. Di sini, turis dapat mengikuti dan melihat beragam aktivitas budaya khas Bali.

Salah satunya adalah proses pelebon keluarga raja. Keunikan pembakaran jenazah tersebut adalah masih lestarinya penggunaan tempat jenazah dengan tinggi mencapai lima meter. Menurut Tjokorda, hal ini tidak semata-mata karena faktor ekonomi yang memang memungkinkan, tetapi dukungan masyarakat setempat.

“Walau ekonomi kuat tetapi tidak didukung masyarakat, tidak akan bisa. Karena misal saja untuk menggotong tempat jenazah setinggi lima meter itu perlu gotong royong yang kuat. Seluruh upacara perlu gotong royong,” jelas Tjokorda.

Ubud juga memiliki enam museum sehingga menjadikannya kecamatan dengan museum terbanyak di Gianyar. Baru-baru ini Ubud memiliki Museum of Marketing 3.0 yang merupakan museum marketing pertama di dunia.

Selain itu, Anda bisa berwisata gajah di Gianyar. Tjokorda mengakui Gianyar bisa disebut sebagai kabupaten dengan gajah terbanyak. Ada 58 gajah di Gianyar. Anda bisa melihat dan bermain gajah di Gianyar antara lain di Bali Zoo Park, Bali Safari and Marine Park, dan Taro Elephant.

Kegiatan olahraga yang menyenangkan maupun memicu adrenalin juga bisa Anda temukan di Gianyar. Sebut saja mulai dari rafting di Sungai Ayung, trekking, sampai bersepeda santai di tepi sawah.

“Di Gianyar juga terdapat stadion terbesar di Bali. Kami juga akan membangun convention di Gianyar. Juga akan membangun Taman Nusa,” ungkap Tjokorda.

Di Taman Nusa, lanjutnya, 60 rumah tradisional Indonesia akan diletakkan di tempat ini. Rumah tradisional tersebut tidak saja rumah khas Bali, melainkan dari seluruh Indonesia seperti rumah khas Batak dan rumah khas Toraja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com