WAIKABUBAK, KOMPAS.com - Jika Anda penggemar wisata budaya, maka Sumba Barat, di Provinsi Nusa Tenggara Timur bisa menjadi destinasi wisata pilihan Anda. Tak heran, Sumba Barat didatangi wisatawan mancanegara yang memang mengincar keunikan budaya di Sumba Barat.
"Kebanyakan turis Eropa, seperti Perancis dan Belanda. Mereka cari budaya ke kampung-kampung adat atau ritual seperti festival dan ritual temporer," ungkap Anisa Umar dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sumba Barat di Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat, kepada Kompas.com, Senin (12/3/2012).
Ia menuturkan ritual temporer yang dimaksud misalnya upacara kematian. Jika pas mereka datang ke saat ada upacara kematian, maka hal tersebut akan diinformasikan kepada para turis.
Selain kampung adat, turis juga biasanya melihat situs megalitik di Kampung Waigali dan Kampung Ubeli di Kecamatan Wanokaka. Anisa mengatakan kunjungan wisata biasa ramai di bulan Oktober dan November. Salah satu penyebabnya adalah pada bulan-bulan ini merupakan masa Wulla Poddu. Pada masa Wulla Poddu, banyak ritual adat yang berlangsung di kampung-kampung adat.
Anisa menjelaskan di tahun 2010, jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara dan nusantara sekitar 4 ribuan. Uniknya tidak ada tiket masuk untuk obyek-obyek wisata di Sumba Barat. Di satu sisi, hal ini membuat kunjungan ke obyek wisata tidak dapat tercatat. Turis bebas masuk ke pantai maupun kampung adat tanpa perlu membayar tiket masuk.
"Di kampung adat ada juru pelihara. Biasanya ada buku tamu dan ada semacam donasi. Tidak semua ada tapi tiket memang tidak ada," katanya.
Beberapa kendala dalam pengembangan pariwisata Sumba Barat memang masih banyak. Salah satunya, ungkap Anisa, adalah masalah akses menuju obyek wisata dan infrastruktur.
Pariwisata masih belum menjadi andalan sektor ekonomi Sumba Barat. Ekonomi Sumba Barat masih mengandalkan pertanian dan peternakan. Padahal Sumba Barat memiliki potensi wisata yang kuat berupa wisata budaya, wisata alam, sampai ritual-ritual tahunan dan temporer.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.