Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halmahera Utara, Wisata Plus di Tepi Pasifik

Kompas.com - 13/03/2012, 14:22 WIB

Oleh A Ponco Anggoro

Halmahera Utara tidak hanya masyhur lewat pulau-pulau kecil berpasir putih dan kekayaan biota lautnya. Wilayah Maluku Utara yang berhadapan dengan Samudra Pasifik ini juga sarat dengan jejak-jejak peninggalan Perang Dunia II. Berkunjung ke daerah ini bagaikan mereguk dimensi wisata alam dan sejarah.

Pasir putih terasa lembut saat kaki berpijak di pantai Pulau Kakara. Udara terasa sejuk meski matahari sedang terik-teriknya. Pohon kelapa bersama vegetasi lainnya yang berjejer di pesisir melengkapi panorama Pulau Kakara.

Di sekeliling Kakara, air laut yang jernih memungkinkan keindahan bawah lautnya terlihat jelas. Apalagi, jarak ke dasar laut yang dekat, hanya sekitar tiga meter. Terumbu karang dengan aneka ikan hias berwarna-warni menghiasi dasar laut, ditambah lagi lamun yang bergerak lembut mengikuti arus laut.

Meski lokasinya dekat dengan Tobelo, ibu kota Halmahera Utara, dan bisa ditempuh dengan perahu semang (perahu dengan alat penyeimbang atau cadik) sekitar 15 menit, Kakara menawarkan suasana yang berbeda. Hiruk-pikuk Kota Tobelo sama sekali tidak terasa. Hanya debur ombak yang terdengar.

Selain Kakara, ada lima pulau lain yang jaraknya berdekatan dan memiliki panorama tak kalah dengan Kakara. Pulau-pulau itu adalah Kumo, Tagalaya, Rorangane, Tupu-tupu, dan Tolonuo.

Menurut Yulianus Oranje (58), penjaga di Pulau Kakara, selain wisatawan lokal, turis asing pun kerap berwisata di Kakara dan lima pulau lain di sekitarnya.

Turis asing biasanya menginap di gedung Dive Center, di Kakara. Di gedung milik Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara yang mulai beroperasi sejak tahun 2009 itu, terdapat dua kamar yang khusus disediakan bagi wisatawan yang hendak bermalam.

Sesuai namanya, gedung Dive Center menjadi tempat penyewaan peralatan selam dan alat snorkeling. ”Dive Center dibuat setelah survei bawah laut pada tahun 2008,” kata Kepala Dinas Pariwisata Halmahera Utara, Erasmus Joseph Papilaya.

Survei bawah laut itu menemukan 49 titik selam yang dinilai layak jual. Titik-titik selam dengan kedalaman mulai dari 6 meter sampai 20 meter ini tersebar di sekitar Kakara, Galela, Teluk Kao, dan Pulau Doi, hingga di sekitar Pulau Morotai, sebelah utara Pulau Halmahera.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com