Daniel juga menuturkan hal senada, yaitu masyarakat masih belum sadar pariwisata. Ia berharap pihak pemerintah daerah dapat membuat penyuluhan bagi masyarakat mengenai sadar wisata.
Sementara itu, Remu juga menjelaskan kendala yang dihadapi pemandu wisata. Ia mengungkapkan pemandu wisata di Sumba Barat khususnya dan Pulau Sumba pada umumnya hanya bisa bahasa Inggris. Padahal, Sumba Barat banyak menerima tamu-tamu yang tak bisa berbahasa Inggris, salah satunya adalah turis asal Perancis. Ia juga berharap agar lebih banyak pemandu wisata asli orang Sumba Barat.
"Kebanyakan pemandu dari luar Sumba, bukan orang Sumba Barat. Minimal kalau dia orang Sumba lebih paham dan mengerti budaya Sumba," ungkapnya.
Akan tetapi, meski dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut, para turis yang biasa ditangani Remu rata-rata tidak memberikan keluhan berarti.
"Itu karena sebelumnya, kita selalu jelaskan dulu kondisinya di Sumba Barat bagaimana. Hotelnya seperti apa atau guide-nya hanya ada yang bisa bahasa Inggris," kata Remu.
Turis-turis yang pernah datang ke Sumba Barat, tutur Remu, ada saja yang balik lagi ke Sumba Barat. Selain itu, lanjutnya, banyak juga turis yang datang karena mendapatkan informasi mengenai Sumba Barat dari teman atau kerabatnya yang pernah datang ke Sumba Barat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.