Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roti dengan Selera Rakyat

Kompas.com - 22/03/2012, 12:29 WIB

Oleh Yulia Sapthiani dan Sarie Febriane

Di sejumlah kota, roti lokal bukan saja mampu mencuat menjadi ikon daerah. Roti lokal juga menjadi kebanggaan warganya.

Siapa yang tak kenal roti unyil. Meski baru lahir pada era 1990-an, roti mungil yang menggemaskan ini sudah menjadi oleh-oleh wajib dari Bogor. Ukurannya yang mungil membuat roti ini unik. Ia bisa langsung masuk ke mulut dalam sekali suap. Sepertinya tak afdol bila berkunjung ke Bogor tanpa mencicipi roti mungil ini. Begitulah pendapat para pemburu roti di toko Venus, pelopor lahirnya roti unyil di Bogor.

Toko yang berlokasi di Jalan Pajajaran ini tak pernah sepi pembeli setiap hari. Apalagi menjelang dan saat liburan, antrean mobil sering membuat Jalan Pajajaran tersendat. Mereka yang berburu oleh-oleh di tempat ini biasanya membeli roti yang dikemas dalam kotak berisi 20 hingga 60 buah. Soal rasa, mereka bebas memilih dari sekitar 30 jenis yang disediakan dalam rak kaca. Namun, ada beberapa rasa yang menjadi favorit, seperti sosis keju dan jagung manis.

Kita beralih ke Pematang Siantar, Sumatera Utara. Di sana ada Toko Roti Ganda. Antrean kendaraan orang-orang yang hendak membeli roti di toko roti tersebut juga sering kali memacetkan Jalan Sutomo. Masuk ke toko pun bak pasar senggol karena toko yang berukuran sekitar 4 x 10 meter ini selalu disesaki pembeli yang menunggu pesanan disiapkan.

Usaha roti yang bertahan sampai empat generasi ini tak hanya menyebar di Pematang Siantar—kota yang bisa ditempuh tiga jam dari Medan—tetapi juga sudah mencapai kawasan Tapanuli, Samosir, Sibolga, hingga ke luar Sumatera. Mangapar Limbong (42), warga Pulau Samosir yang tengah membeli Roti Ganda pada awal pekan ini, mengatakan, dia menjadi pelanggan roti tersebut karena rasanya tak berubah sejak dulu.

”Apalagi di Samosir tidak ada toko roti. Jadi, kalau saya pulang ke Samosir, saya wajib membawa roti, termasuk Roti Ganda,” tutur Mangapar.

Di Bandung, roti tradisional yang sudah berusia puluhan tahun juga mendapat tempat di hati warga dan wisatawan, meski tren kuliner di kota ini cepat berubah. Salah satu tempat yang menjadi destinasi para pencari oleh-oleh adalah Toko Roti Sidodadi di Jalan Otista.

Aktivitas pembeli di toko yang didirikan tahun 1954 oleh Hiendrawan Kosasih ini bahkan dimulai sebelum pintu toko dibuka, sekitar pukul 11.00. Awal pekan lalu, misalnya, meski jam masih menunjukkan pukul 10.30, sudah ada beberapa pembeli dengan bungkusan roti di tangan di dalam toko.

”Saya datang sebelum toko buka. Tinggal ketuk pintunya, nanti dibuka. Kalau belinya siang, enggak tenang memilihnya karena penuh,” kata Ari, seorang ibu yang memborong roti keju atas titipan temannya di Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com