Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hmm... Nikmatnya Kopi Khas Aceh

Kompas.com - 03/04/2012, 18:20 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

KOMPAS.com - Ngopi, mungkin sudah menjadi gaya hidup bagi orang Aceh. Tak tentu waktu, pagi, siang, menjelang sore atau malam sekalipun, kedai-kedai kopi baik di kota atau di kampung-kampung selalu ramai dikunjungi masyarakat. Apa sih bedanya kopi Aceh dengan kopi lainnya?

Aceh adalah salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia. Tanah Aceh sendiri menghasilkan sekitar 40 persen biji kopi jenis Arabica tingkat premium dari total panen kopi di Indonesia. Indonesia juga pengekspor biji kopi terbesar keempat di dunia.

Lia, salah seorang pelayan di kedai kopi Pulau Baru yang berada di Jalan Perdagangan, Sabang, Aceh mengungkapkan, kopi Aceh berbeda dengan kopi daerah lainnya. Yang membedakannya adalah pada aroma, rasa serta racikannya. Bahkan, kopi tersebut telah dikenal di berbagai negara lain karena kekhasannya.

"Kopi Aceh itu beda, wanginya lebih halus tapi menonjol dari pada kopi lainnya," ujarnya kepada Kompas.com saat berkesampatan mengunjungi kedai yang telah berdiri sejak tahun 1983 tersebut, Rabu (28/3/2012).

Kopi yang dipilih merupakan kopi yang ditanam oleh petani kecil secara alami. Kopi Aceh juga pada umumnya diolah di dataran pertanian. "Memang susah sih jelasinnya, harus coba sendiri," lanjutnya.

Hal yang paling membedakan kopi Aceh dengan kopi lainnya di daerah Sumatera lainnya adalah pada proses racikannya. Misalnya dengan kopi Jambi, biasanya, kopi Jambi digiling bersama jagung sehingga membuat cita rasa kopinya tak terasa sepenuhnya. Sementara kopi Aceh digiling hingga halus tanpa mencampurkan bahan lainnya. Resep itu lah yang membuat kopi Aceh memiliki karakter rasa tersendiri.

Kebanyakan kedai kopi, menawarkan harga yang sesuai dengan rasa kopinya. Segelas kopi Aceh murni dihargai Rp 6.000. Untuk kopi susu gelas besar dihargai Rp 10.000. Sementara kopi susu gelas kecil Rp 6.000.

Lia melanjutkan, ada resep khusus dalam pembuatan kopi di kedainya. Yaitu disaring dengan kaos kaki. Bubuk kopi ditaruh dalam kaos kaki, kemudian diguyur dengan air panas ke dalam gelas. Tak heran Kopi yang disajikan tidak berampas. "Untuk 1 gelas bertangkai, 2,5 sendok kopi, untuk buang sampah disaring. Kalau gula tergantung selera saja," lanjutnya.

Penasaran dengan sensasi kopi yang telah mendunia itu? Tenang, kedai-kedai kopi di Aceh selalu setia menunggu Anda untuk mencicipi cita rasa kopi di daerah yang pernah dilanda koflik tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com