Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Bakso Tembak hingga Bom Meledak!

Kompas.com - 10/04/2012, 18:28 WIB

Menemukan KBRI bukan hal yang mudah ternyata. Bagi saya yang mulai terbiasa dengan peta dan menguasai bahasa setempat saja, kesulitan juga menemukan bangunan tersebut.  Saat saya berada di persimpangan  jalan, udara dingin bikin otak buntu, peta di tangan pun tak bisa dicerna. Saya datangi sebuah kios yang menjual majalah, koran, kartu pos sampai buku pedoman paris, dalam hati pastilah si bapak itu tahu alamat yang saya tuju.

"Bonjour, permisi monsieur (bapak), saya sedang cari jalan Cortambert, bisakah anda membantu saya?" tanya saya kepada bapak penjual kios tersebut.

Jari si bapak itu, mengetuk jendela kasir, dimana tertera sebuah tulisan: "Bila anda ingin bertanya alamat silakan liat di peta kota dekat tangga keluar metro".

Ohhhh... tak simpatik sekali si bapak itu, dalam hati saya, karena sambil jarinya mengetuk jendela tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya. Hemmm... sopan sekali ya, gerutu saya dalam hati. Tapi memang di ibu kota Perancis ini, saya merasakan perbedaan masyarakatnya dengan di daerah saya. Di Montpellier misalnya, saya berhenti mendadak di tangga, akan ada beberapa yang berhenti untuk bertanya, "Apakah anda baik-baik saja?"

Atau kalau saya mulai keliatan celingukan dengan peta di tangan, akan ada beberapa orang yang mendatangi saya untuk menawarkan bantuan jika saya sedang mencari suatu alamat. Di Paris ini, rasanya wajah-wajah mereka lempeng alias lurus atau dingin semua bagi saya he-he-he... Mungkin karena itu ya, banyak turis yang berkesimpulan, orang Perancis arogan, karena malas bicara, entahlah. Saya teruskan cerita saya tadi yang tentang mencari alamat Kedubes RI demi jajanan bakso.

Di persimpangan lampu merah, alis saya mulai berkerut kesal. Nasib baik, dua orang yang melewati saya berbalik arah, menanyakan jika saya kesulitan mencari sebuah alamat. Logat bicara kedua orang tersebut bukanlah orang asli Perancis. Tawaran baik pasangan itu langsung saya sambut ramah, dan memperlihatkan alamat yang sedang saya cari. Bukan hanya diberitahukan kemana saya harus pergi, tapi mereka malah menawarkan mengantarkan saya hingga di pintu gerbang KBRI. Wah... alhamdulillah, beruntungnya saya.

Benar saja, sendiri bukan hal yang mudah menemukannya, setelah mengucapkan terima kasih dan berpamitan dengan pasangan Amerika tersebut, saya segera mendatangi gerbang hitam dengan hiasan burung garuda di atasnya. Sampailah saya.

Sebuah bangunan khas Perancis saya masuki setelah memberitahukan kepada petugas setempat keinginan saya mendatangi KBRI. Kantin koperasi berada di dalam bangunan kedutaan, jadi bukan untuk orang umum, melainkan dikhususkan bagi para pegawai setempat dan warga Indonesia yang ingin mencicipi masakan Indonesia karena rindu, atau membeli kebutuhan bumbu yang sulit didapati di perantauan ini.

Sebuah rumah khas Jawa berada di belakang bangunan kokoh Perancis, disitulah kantin koperasi berada. Pintu saya buka, soalnya dari luar sepi sekali!

Wahhhh…. dalamnya persis seperti kantin koperasi di Indonesia. Ada bangku bulat, meja panjang lalu seorang ibu duduk di belakang meja di antara lemari kaca yang memajang berbagai macam jenis jajanan dan bahan makanan indonesia. Di atas  lemari kaca, terdapat pilihan masakan khas kampung halaman lengkap dengan berbagai macam gorengan krupuk! Pokoknya seperti masuk kantin koperasi di tanah air deh. Yang seru adalah, lemari yang nempel dengan dinding, isinya….segala macam mie instan favorit keluarga Indonesia, bumbu-bumbu instan sampai terasi juga ada. Asyiknya…

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com