Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota di Negeri Dongeng

Kompas.com - 24/04/2012, 11:01 WIB

Oleh Myrna Ratna

Kota dengan aura abad pertengahan ini dibelah Sungai Tagus. Berada di atas bukit, bersisian dengan hutan pinus. Tak ubahnya ”museum”, mayoritas bangunan di kota ini menyimpan sejarah panjang tiga peradaban besar.

Tak beda dengan kota-kota tua lainnya di Spanyol, Toledo memiliki kekhasan itu. Jalan-jalan berbatu yang sempit dan berkelok-kelok, bangunan-bangunan abad pertengahan dengan atap-atapnya yang merah kecoklatan, gerai-gerai cendera mata yang turun-temurun. Namun, Toledo menyimpan magnet yang sulit ditandingi.

Ketika bus bergerak mengikuti jalanan berkelok yang mengitari bukit, pemandangan yang tersaji membuat perasaan tercekat. Waktu seperti berpindah ke masa lampau. Jembatan batu kuno, Puente de St Martin, membentang di atas Sungai Tagus yang mengalir tenang. Di ujungnya berdiri pintu gerbang kota Toledo yang mirip sebuah benteng.

Seandainya saja orang-orang yang berjalan di atasnya tidak mengenakan jeans, sepatu kets, ataupun kacamata hitam, lamunan tentang kehidupan ratusan tahun lalu itu mungkin bisa tersimpan lebih lama.

Dari atas bukit, kota Toledo mirip negeri dongeng. Tentang sebuah kota kerajaan nan permai, tempat pertemuan pangeran berkuda dan putri jelita. Kota berwarna keemasan ini dikelilingi sungai yang airnya berwarna kehijauan, kontras dengan pohon-pohon berwarna keperakan yang daunnya berguguran diterpa angin musim dingin.

Akan sangat mudah tersesat di gang-gang sempit di kota ini. Bila waktu tak memburu kita, biarkan saja kaki membawa langkah. Mungkin di salah satu kelokan kita akan berpapasan dengan Santa Maria la Blanca, bangunan yang pernah menjadi gereja, masjid, dan sinagoga. Interior di dalamnya didominasi pilar-pilar melengkung yang merupakan ciri khas arsitektur Mudejar (kebudayaan Moor di Andalusia). Jejak itu bisa kita lihat juga di Taller del Moro yang menjadi museum keramik. Disebut sebagai kota ”tiga peradaban”, di Toledo-lah sentuhan Mudejar, Gothic, dan Renaissans saling memengaruhi dan menorehkan jejaknya dalam arsitektur dan karya seni. Tak heran jika seluruh kota beserta isinya ini dinyatakan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.

Toledo juga merupakan ”rumah” bagi pelukis abad pertengahan Spanyol, El Greco, yang bernama asli Domenikos Theotokopoulos. Ia memang dilahirkan di Crete, Yunani, tetapi sebagian besar kariernya dilewatkan di Toledo sampai akhir hayatnya. Sejumlah mahakarya El Greco tersimpan di beberapa gereja di Toledo, di antaranya di Santo Tome. Bila tidak sempat melihatnya, silakan singgah di museum nasional Prado di Madrid, yang menyimpan ribuan koleksi pelukis Spanyol dari beragam abad, termasuk koleksi El Greco.

Pedang dan keramik

Ada pemandangan khas di gerai-gerai yang berderet di lorong-lorong Toledo. Banyak toko yang menjual senjata tajam. Pedang, belati, pisau, disusun berjajar, sebagian digantung ditembok. Sarungnya diukir dengan indah. Ketika pedang dikeluarkan dari sangkurnya, matanya berkilauan tertimpa cahaya. Toledo merupakan kota pembuat pedang terbaik sepanjang masa, yang jejaknya bisa ditelusuri sampai 2.000 tahun lalu. Hampir semua kerajaan di Eropa masa lampau memesan pedang dari para empu di kota ini.

Toledo juga dikenal dengan kerajinan keramiknya. Motifnya banyak terinspirasi oleh seni dekoratif Andalusia. Warna warna biru, merah hati, kuning, dan hijau jalin-menjalin dengan indah. Harganya yang terjangkau membuat dorongan untuk membeli begitu kuat. Kalau saja tidak ingat bahwa perjalanan masih panjang dan ukuran koper yang pas-pasan, pasti aneka piring mungil yang indah itu sudah berpindah tangan.

Jarak kota ini dari Madrid hanya 89 kilometer. Cara termudah untuk menjangkaunya adalah dengan kereta api cepat yang memakan waktu hanya sekitar setengah jam. Namun, lebih mengasyikkan dengan bus atau mobil pribadi karena pemandangan sepanjang Madrid-Toledo sangat indah dan bervariasi.

Kebun-kebun anggur, perbukitan hijau, bukit-bukit karang silih berganti menyegarkan mata. Seperti juga ketika melintasi satu demi satu kota-kota kecil yang sepi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com