Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuburan Batu "Berdaya Magis" Ratenggaro!

Kompas.com - 24/04/2012, 16:20 WIB

Oleh Frans Sarong dan Hariadi Saptono

Pantai Ratenggaro, Selasa petang pekan pertama Desember 2011. Pesonanya tidak hanya bersumber dari pantainya yang eksotis. Kawasan pantainya terasa berdaya magis tinggi karena di sekitarnya tetap bertahan sejumlah kuburan batu tua peninggalan zaman megalitikum, sekitar 4.500 tahun lalu.

Keindahan Ratenggaro memang tidak diragukan. Garis pantainya berpasir putih, menghadap laut lepas berair bening. Deburan ombaknya tak pernah lelah menderu. Gemanya terdengar hingga perkampungan Desa Bondo Kodi, – tetangga belakang Ratenggaro, - melalui lengkungan muara Sungai Waiha di sekitarnya.

Ratenggaro sendiri sebenarnya nama kampung adat yang kini merupakan bagian wilayah Desa Ratenggaro, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya atau SBD di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Jaraknya sekitar 35 km arah barat daya Tambolaka, kota Kabupaten SBD.

Kampung adat itu awalnya tumbuh di sekitar bibir pantai yang langsung menghadap Lautan Hindia. Rumpun perumahan yang semuanya bermenara, telah lenyap, entah sejak kapan. Yang tersisa kini sebagian kuburan batu.

Setidaknya ada tiga kuburan batu asli berusia sangat tua, yang masih utuh di sekitar bibir pantai itu. Sejumlah warga asal kampung setempat, seperti Daniel Winyo Bela (50), Hona Leko (42), atau Yosef Radokaka (37), secara mengalir mengisahkan kuburan batu format dolmen paling besar adalah ”rumah tinggal” leluhur mereka yang bernama Rato Pati Leko. Dua lainnya adalah kuburan dua putranya, Rangga Katoda dan Bhoka Roti.

Mereka bahkan tetap hafal kalau batu kubur leluhurnya itu diambil dari wilayah kampung adat tetangganya, Wainyapu, yang berlokasi di seberang muara atau teluk.

Di kisahkan lempengan batu itu sebelum dibentuk, berukuran raksasa. Proses penyeretannya di waktu silam melibatkan ratusan bahkan ribuan massa. Mereka tidak hanya leluhur Ratenggaro, tetapi juga leluhur warga dari sejumlah kampung tua lainnya di sekitarnya.

Setelah melalui ritual adat dengan hewan kurban tidak sedikit, batu kubur itu diseret beramai ramai hingga berhasil menyeberangi teluk yang juga merupakan muara Sungai Waiha di sisi timur Ratenggaro.

Mengutip penuturan para tetua, Hona Leko mengisahkan para leluhur penyeret batu kubur itu awalnya sempat ragu bisa melewati teluk karena kolam airnya cukup dalam, hingga setinggi leher orang dewasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com