Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2012, 12:39 WIB
EditorI Made Asdhiana

Oleh Myrna Ratna dan Yunas Santhani Azis

Di balik kepungan peradaban jalan lintas Bogor-Sukabumi yang bising, terdapat negeri kabut. Negeri tempat sebuah kampung bertakhta di tubir enklave kebun teh yang purwa. Kebun teh itu lalu dikepung oleh hutan hujan nan perawan. Hutan perawan yang pada pagi, siang, dan sore hari kerap berselimutkan halimun. Selimut halimun itu sendiri melindungi diri dari bisingnya jalan antarkota, dengan lapis demi lapis punggungan bukit dan jurang.

Kampung di bibir kebun teh, di tengah hutan, dan di bawah selimut halimun itu bernama Citalahab Sentral. Letaknya di jantung Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS), sebuah hutan konservasi di perbatasan Jawa Barat-Banten yang luasnya nyaris dua kali Jakarta.

Kampung itu kecil, tersusun atas 18 rumah tembok bercampur kayu. Sederhana. Namun, kampung di lereng bukit yang cukup terjal dan mengapit anak Sungai Cikidang yang berair jernih dan dingin itu cukup menyenangkan.

Jalan setapak tanahnya bersih. Pekarangan rumah umumnya berhiaskan tanaman aneka bunga: kembang sepatu, mawar, bakung, dan perdu seruni. Hampir semua penghuni kampung yang jumlahnya sekitar 60 orang dewasa dan anak-anak itu bersaudara dan berkerabat.

Sejak sekitar 15 tahun silam, warga Citalahab Sentral telah terbiasa menyewakan kamar rumah mereka bagi pengunjung. Urusan makan pun disediakan tuan rumah.

Masakan rumahan memang. Namun, menu seperti ikan mas goreng yang diambil dari kolam di pekarangan, orek oncom, tahu-tempe, dan sambal terasi sungguh nikmat disantap. Apalagi nasinya asli berasal dari panenan sawah yang ada di kampung berketinggian 1.070 meter di atas permukaan laut itu.

Umumnya, para pengunjung adalah wisatawan yang ingin menikmati keindahan hutan atau peneliti yang melakukan riset terhadap keajaiban rimba Gunung Halimun.

Menjelajahi kawasan rimba taman nasional tersebut sangat menyenangkan jika memulainya dari kampung itu. Semuanya dimulai tepat dari belakang kampung.

Ada sejumlah rute setapak masuk ke dalam hutan dari Citalahab Sentral. Rute paling bersahabat bagi wisatawan adalah yang berakhir di Stasiun Riset Cikaniki, sebuah bangunan kayu milik Balai TNGHS. Panjang jalurnya 1,8 kilometer dan dapat ditempuh sekitar satu setengah jam dengan berjalan santai.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Animalium BRIN Cibinong, Belajar Seputar Hewan Saat Libur Sekolah

Animalium BRIN Cibinong, Belajar Seputar Hewan Saat Libur Sekolah

Jalan Jalan
5 Tips Pilih Hotel untuk Liburan Sekolah, Pilih yang Ramah Anak

5 Tips Pilih Hotel untuk Liburan Sekolah, Pilih yang Ramah Anak

Travel Tips
Dukung Waisak 2023, Batik Air Sediakan 63.360 Kursi Menuju Yogya dan Solo

Dukung Waisak 2023, Batik Air Sediakan 63.360 Kursi Menuju Yogya dan Solo

Travel Update
Lokasi Ndalem Poenakawan di Yogyakarta, Tempat Pameran Keris Era Majapahit dan Mataram Islam

Lokasi Ndalem Poenakawan di Yogyakarta, Tempat Pameran Keris Era Majapahit dan Mataram Islam

Travel Tips
7 Penginapan Murah Dekat Candi Borobudur, Rp 100.000-an Per Malam 

7 Penginapan Murah Dekat Candi Borobudur, Rp 100.000-an Per Malam 

Hotel Story
Pengalaman Berburu Buku Murah di Big Bad Wolf 2023, Buku Impor Tak Banyak

Pengalaman Berburu Buku Murah di Big Bad Wolf 2023, Buku Impor Tak Banyak

Jalan Jalan
Rute ke Monumen Gempa Yogya di Bantul, Searah ke Pantai Parangtritis

Rute ke Monumen Gempa Yogya di Bantul, Searah ke Pantai Parangtritis

Travel Tips
Monumen Gempa di Bantul, Pusat Gempa Yogya 17 Tahun Lalu

Monumen Gempa di Bantul, Pusat Gempa Yogya 17 Tahun Lalu

Jalan Jalan
Jadwal Terbaru KA Bandara Soekarno-Hatta per 1 Juni 2023

Jadwal Terbaru KA Bandara Soekarno-Hatta per 1 Juni 2023

Travel Update
Harga Tiket Masuk Farmhouse Lembang Terbaru, Jam Buka, dan Aktivitas 

Harga Tiket Masuk Farmhouse Lembang Terbaru, Jam Buka, dan Aktivitas 

Travel Update
Sambut Waisak 2023, Lion Air Sediakan 139.320 Kursi via Yogya dan Solo

Sambut Waisak 2023, Lion Air Sediakan 139.320 Kursi via Yogya dan Solo

Travel Update
5 Kuliner Asli Kota Yogyakarta Ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda

5 Kuliner Asli Kota Yogyakarta Ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda

Travel Update
Ada Pameran Keris Era Majapahit dan Keraton Mataram di Yogyakarta

Ada Pameran Keris Era Majapahit dan Keraton Mataram di Yogyakarta

Travel Update
10 Tempat Wisata Cilegon yang Hits, Cocok buat Liburan

10 Tempat Wisata Cilegon yang Hits, Cocok buat Liburan

Jalan Jalan
Asyiknya Berburu Buku Murah di Big Bad Wolf 2023

Asyiknya Berburu Buku Murah di Big Bad Wolf 2023

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+