Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan, India Utara, hingga Amerika Latin

Kompas.com - 26/04/2012, 18:03 WIB

Apa saja yang bisa kita lihat di Kashmir dan Ladakh? Di Kashmir kita bisa bersantai di rumah perahu, dan menikmati pemandangan di Danau Dal sambil naik shikara (perahu) merupakan pengalaman paling unik di Srinagar, mengunjungi kota tua Srinagar, dan melihat tempat-tempat bersejarah dan sakral umat Islam di Lembah Kashmir, mengunjungi resor ski di Gulmarg. Kita bisa juga merasakan naik gondola dan bermain ski ala Alpen, mengendarai kuda atau trekking di Sonamarg/Pahalgam sambil melihat lembah dan pegunungan yang diliputi oleh pohon-pohon pinus serta sungai-sungai.

Sementara itu, di Ladakh, kita bisa berwisata di kota Leh, mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti Istana Leh, kota tua serta Shanti stupa, dan menikmati suasana Leh yang sangat santai. Di tempat ini suasana sangat berbeda dengan kota-kota lain di India karena tidak ada yang memaksa dalam menawarkan barang dagangan maupun transportasi.

”Kita juga bisa mengunjungi gompa/kuil yang tersebar di penjuru Ladakh. Kuil-kuil ini memiliki arsitektur yang sangat unik dan indah, seperti kuil Lamayuru, Hemis, Thiksey, melihat festival tahunan Ladakh setiap tanggal 1-15 September, serta festival kuil lainnya yang diadakan secara reguler setiap tahun,” kata Rio.

Trekking di Ladakh pun menarik karena Ladakh memiliki banyak lokasi trekking. Banyak agen wisata menawarkan paket trekking yang bisa dipilih di sini, selain juga bisa rafting di Sungai Indus. Rafting dari mulai level pemula sampai mahir ditawarkan di sungai ini, mengunjungi Lembah Nubra yang merupakan lembah yang berbatasan dengan Pakistan, dan mengunjungi danau-danau yang berwarna biru/hijau toska seperti Danau Pangong (yang merupakan tempat pengambilan gambar film Bolywood 3 Idiots), serta Danau Moriri.

Amerika Latin

Artesia Irawan Sangadji bahkan rela keluar dari pekerjaannya sebagai pramugari maskapai penerbangan asing agar bisa melakukan perjalanan selama tujuh bulan ke Amerika Latin. Ada beberapa negara Amerika Latin yang bisa dimasuki tanpa visa bagi warga negara Indonesia, seperti Peru, Ekuador, dan Kolombia. Sedangkan Cile, yang juga didatangi Artesia, bisa dimasuki dengan visa on arrival.

”Hobi saya trekking. Peru, selain Machu Pichu, adalah surganya para trekker dan pemanjat gunung. Saya tinggal di Huaraz, basis para trekker dan climber, jaraknya sembilan jam dari Lima, ibu kota Peru. Cordillera Blanca dan Cordillera Huayhuash adalah surga untuk trekking Saya sudah trekking di Rockies, Kanada; Himalaya di Nepal enam kali, Tibet, India, dua kali. Buat saya, Cordillera Huayhuash di Peru sangat spektakuler, danaunya, gunungnya. Hal lain kenapa saya suka Peru karena ada Machu Pichu,” kata Artesia.

Alasan paling utama Artesia ke Cile adalah karena ia ingin ke Patagonia. Suatu hari ia pernah membaca majalah dan melihat Los Cuernos di Torres del Paine National Park. Sejak itu ia bertekad ingin mendatangi dan berfoto di Patagonia.

”Tapi ternyata sampai di Cile ada padang pasir (San Pedro Atacama) di utara Cile, terus ada Pucon, Puerto Varas di tengah-tengah yang pada saat itu lagi musim semi, volkano bersalju, bunga-bunga sudah bersemi, sungai berair bersih dan hangat,” kata Artesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com