KOMPAS.com - Pada jamuan makan malam yang digelar Gili Jazz di Gili Trawangan, Lombok, Senin (23/4/2012) lalu, hidangan sate ikan marlin khas Tanjung menjadi menu utama yang sayang untuk dilewatkan.
Sebelum dihidangkan, ketika sate buatan pasangan suami istri Artiman dan Nur Santen tersebut masih dipanggang dengan arang batok kelapa, belum apa-apa wanginya sudah menerbitkan selera makan.
Menurut Artiman, sate ikan marlin buatannya itu cukup istimewa. "Biasanya dari ikan cakalang, tapi kami memakai ikan marlin yang kira-kira berat per ekornya 40 kilogram," ujar Artiman yang mematok harga Rp 10.000 untuk lima tusuk satenya.
Untuk menciptakan rasa gurih dan menambah selera, Artiman dan Nur Santen meracik bumbu sederhana yang dioleskan di atas satai sebelum dipanggang. "Pertama pisahkan daging dari tulangnya, terus potong kecil-kecil. Setelah itu kasih bumbu dari santan yang diayak, lengkuas, jahe, dan kemiri," papar Artiman.
"Rahasia supaya harum, saya kasih perasan daun jeruk nipis," lanjutnya.
Sebelum dikenal luas di Lombok, sate ikan tersebut konon berasal dari Kampung Kandang Kao tempat kelahiran Nur Santen. "Ini asli dari kampungnya Ibu (Nur Santen). Jadi orangtua dulu enggak setiap hari bikin begini, hanya hari lebaran yang dihidangkan di masjid-masjid. Lama-lama banyak yang berminat, jadi dibawalah ke luar," kisah Artiman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.