Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/05/2012, 17:30 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terkenal dengan kecantikan pantai-pantainya. Apalagi sejak ketenaran novel dan film Laskar Pelangi dengan latar belakang Belitung. Wisatawan yang datang ke provinsi ini pun semakin meningkat.

Namun, Bangka tak hanya memiliki pantai. Bangka kaya akan sejarah, terutama Kota Pangkal Pinang yang sudah berkembang sejak tahun 1757 saat Kesultanan Palembang membangun kota ini.

"Tambang timah di Pangkal Pinang sudah sejak masa itu. Lalu VOC mengembangkan pertambangan timah, kemudian Inggris. Tahun 1914, peralihan dari pemerintahan Inggris ke Belanda," tutur Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kota Pangkal Pinang Akhmad Elvian kepada Kompas.com di Pangkal Pinang, Jumat (4/5/2012).

Oleh karena itu, menurut Elvian, wisata sejarah menjadi salah satu fokus pengembangan pariwisata di Pangkal Pinang. Sebab, lanjutnya, terdapat 21 bangunan dan situs tua bersejarah di Pangkal Pinang.

"Ada gereja tua depan alun-alun yang menjadi titik nol. Lalu rumah residen pejabat Belanda dan Tamansari Wilhelmina di sebelahnya. Ini baru di sekitar alun-alun," jelasnya.

Sayangnya, potensi wisata sejarah ini belum tenar di kalangan wisatawan. Sebagai perbandingan, Elvian mengungkapkan data tahun lalu, lebih dari 700 wisatawan mancanegara yang datang ke Pangkal Pinang.

Angka ini relatif sedikit, mengingat orang Belanda senang melakukan "napak tilas" dan wisata sejarah di Indonesia. Apalagi, terdapat dua kerkhof (kuburan Belanda) di Pangkal Pinang. Pihak Disbudparpora Pangkal Pinang bahkan memiliki daftar lengkap nisan-nisan yang ada di kuburan tersebut, sehingga cocok untuk wisata ziarah bagi orang Belanda.

"Memang masih sedikit, karena kami baru mulai mempromosikan ini. Baru-baru ini kami kedatangan 15 travel agent dari Belanda untuk fam trip. Rencananya kami akan ikut Disbudpar provinsi untuk promosi ke Belanda," jelasnya.

Para biro perjalanan wisata dari Belanda yang diundang pemerintah daerah setempat sempat melakukan ziarah ke kuburan Belanda. Selain itu, kedatangan mereka juga dalam rangka membuat paket wisata sejarah di Pangkal Pinang.

Menurut pengamatan Kompas.com, kondisi kerkhof di Jalan Sekolah tidak terawat. Banyak batu-batu nisan tak bernama dan berlumut. Selain kawasan alun-alun merdeka yang sarat dengan situs bersejarah, wisata sejarah lainnya bisa di Museum Timah dan rumah-rumah peninggalan Belanda di Jalan Sanggul Dewa, Tamansari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Antisipasi Lonjakan Saat Libur Nataru, Surabaya Perbanyak Petugas dan Terapkan Kapasitas

    Antisipasi Lonjakan Saat Libur Nataru, Surabaya Perbanyak Petugas dan Terapkan Kapasitas

    Travel Update
    Pameran Jalur Rempah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket

    Pameran Jalur Rempah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket

    Travel Update
    10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

    10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

    Travel Update
    15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

    15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

    Jalan Jalan
    Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

    Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

    Travel Update
    Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

    Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

    Travel Tips
    Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

    Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

    Hotel Story
    Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

    Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

    Travel Update
    Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

    Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

    Travel Update
    6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

    6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

    Jalan Jalan
    Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

    Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

    Travel Update
    Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

    Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

    Travel Update
    Erupsi Merapi 8 Desember 2023, Wisata Lava Tour di Yogyakarta Tidak Terdampak

    Erupsi Merapi 8 Desember 2023, Wisata Lava Tour di Yogyakarta Tidak Terdampak

    Travel Update
    3 Aktivitas di Swarnabhumi Harau, Nginap di Kabin Berlatar Tebing Tinggi

    3 Aktivitas di Swarnabhumi Harau, Nginap di Kabin Berlatar Tebing Tinggi

    Travel Update
    5 Tips Berkunjung ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Datang Saat Cerah

    5 Tips Berkunjung ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Datang Saat Cerah

    Travel Tips
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com