Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bung Karno Jadi Magnet Ekonomi

Kompas.com - 14/05/2012, 02:51 WIB

Runik Sri Astuti

Industri pariwisata di Kota Blitar, Jawa Timur, tak hanya memacu berkembangnya industri kreatif yang berbasis kerajinan rakyat. Sektor ini juga membuka keran ekspor sekaligus menyuburkan industri jasa dan perdagangan, seperti hotel dan restoran. Di kota kecil di selatan Jatim ini, industri pariwisata jadi tulang punggung ekonomi rakyat setempat.

Sejak berabad silam, Blitar tumbuh sebagai kota kecil penuh pesona. Kawasan di kaki Gunung Kelud (1.730 meter di atas permukaan laut) ini memiliki hawa sejuk dan panorama alam yang memukau serta sarat budaya lokal. Sebagai kota tua, Blitar juga menyimpan romantisme sejarah yang luar biasa. Sungguh, potensi bagi berkembangnya industri pariwisata.

Peluang semakin terbuka lebar ketika Presiden RI pertama Soekarno memilih kota berpenduduk sekitar 200.000 jiwa ini sebagai peristirahatan yang abadi. Pilihan itu seolah jadi penyempurna kehidupan masa kecilnya di rumah almarhum kakaknya, Soekarmini Wardoyo. Di kemudian hari, rumah itu dikenal sebagai Istana Gebang Soekarno.

Rekam jejak

Kepala Dinas Komunikasi Informatika Pariwisata Daerah Kota Blitar Abu Mansyur mengatakan, tanpa dipromosikan, Blitar sudah terkenal sampai ke luar negeri. Pamor Kota Blitar identik dengan Bung Karno. Kota ini merekam jejak sang proklamator sejak ia kecil hingga meninggal dunia, lengkap dengan romantika kehidupannya yang unik.

”Banyak orang datang ke Blitar, ya, karena Bung Karno. Asumsi itu diperkuat dengan fakta meningkatnya kunjungan ke tempat-tempat wisata yang terkait erat dengan putra sang fajar ini. Seperti Makam Bung Karno, Perpustakaan Bung Karno, dan belakangan Istana Gebang Soekarno,” ujarnya.

Dinas pariwisata mencatat jumlah kunjungan wisatawan Nusantara ataupun wisatawan asing tahun 2010 sebanyak 1.029.511 orang. Jumlah itu meningkat pada tahun 2011 menjadi 1.119.465 orang. Data ini dihimpun dari tiga destinasi wisata paling diminati, yakni Makam Bung Karno, Perpustakaan Bung Karno, dan Wisata Sumber Udel.

Tidak berlebihan jika Bung Karno diklaim sebagai magnet pariwisata Kota Blitar. Di Tanah Air, tidak ada kota yang mampu mengungguli Blitar ketika berbicara tentang Soekarno. Berangkat dari potensi inilah, Pemerintah Kota Blitar serius menggarap industri pariwisata.

Buktinya, pemerintah daerah membeli Istana Gebang seharga Rp 30 miliar. Setiap tahun juga dianggarkan biaya perawatan rutin. Tahun 2011, misalnya, biaya perawatan Istana Gebang dialokasikan Rp 50 juta dan Rp 200 juta untuk Makam Bung Karno.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com