Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Bukan Hanya Kuta dan Legian...

Kompas.com - 19/05/2012, 15:21 WIB

KOMPAS.com - Menikmati Kuta dan Legian dengan segala hiruk pikuk, kemacetan dan keindahan pantainya, mungkin sudah menjadi agenda wajib bagi Anda yang berlibur ke Bali. Namun Bali bukan hanya Kuta dan Legian, timur barat selatan utara Bali, adalah taman wisata yang akan mengingatkan kepada Anda, betapa Bali adalah destinasi wisata yang sulit untuk ditolak.

Keindahan seni dan budaya yang menghipnotis, melihat langsung lukisan alam yang maha sempurna, bermanja ria di kapal pesiar nan mewah hingga mengenal lebih dekat sisa-sisa keraton Bali, bisa menjadi alternatif menarik untuk mengisi akhir pekan Anda kali ini.

JUMAT. Klungkung menjadi salah satu destinasi istimewa dalam akhir pekan kali ini. Selain terkenal dengan kesenian dan kerajinan, nama Klungkung tak bisa dilepaskan dari sejarah kerajaan yang ada di Bali. Masih berdiri dengan megah di tengah Kota Semarapura, Kerajaan Klungkung yang pernah berjaya pada abad ke 17.

Pecahnya Puputan Klungkung pada 28 April 1908 menjadi titik jatuhnya kekuasaan Kerajaan Klungkung. Belanda pun menghancurkan kompleks kerajaan, sehingga palebahan atau bagian bangunan saat ini tidak selengkap sebagaimana aslinya. Tapi jangan khawatir, palebahan yang tersisa yaitu Pemedal Agung, Bale Kertagosa dan Bale Kambang, mampu memberi gambaran masa keemasan Kerajaan Klungkung. Rangkaian batu bata dan tanaman yang beraneka ragam menemani arsitektur Bali yang kental.

Tak sulit untuk menemukan komplek kerajaan ini. Satu jam saja perjalanan yang Anda butuhkan dari Denpasar untuk mencapai lokasi Kerajaan Klungkung yang terletak di Bali timur.

Pengaruh kekuasaan ras Eropa di Klungkung tampak dari landscape dan patung yang ada di muka Pemedal Agung. Anda akan menemukan patung bali menggunakan topi ala bangsawan Eropa. Masyarakat setempat percaya bahwa pemedal agung ini merupakan tempat suci untuk berdoa, ataupun memohon restu.

Dari jauh nampak bangunan megah yang dikelilingi tembok rendah yang seolah-olah mengapung di tengah kolam teratai. Setelah melewati kurang lebih 16 anak tangga, tibalah Anda di Bale Kambang. Dinamakan Bale Kambang karena bangunan ini terlihat mengapung di atas kolam.

Sepintas bangunan ini memang terlihat biasa saja, hanya hamparan lantai dan Anda tidak akan menemukan patung atau aksesoris lain. Tapi coba tengok ke langit-langit bale, anda akan dibuat terpana oleh lukisan wayang dengan tema cerita Kakawin Ramayana dan Sutasoma.

Beberapa lukisan di Bale Kambang, menggambarkan sifat manusia berdasarkan hari kelahiran, atau dalam bahasa Bali disebut pelelintangan. Hmm... kira-kira gambar mana yah yang cocok dengan Anda....

Selain sebagai tempat berkumpulnya keluarga kerajaan, Bale Kambang ini memiliki fungsi tempat pelaksanaan upacara keagamaan Manusa Yadnya, yaitu upacara potong gigi putra-putri kerajaan.

Tak puas dimanjakan dengan pesona Bale Kambang, Anda pun bisa melangkahkan kaki menuju pojok kawasan ini. Terlihat kokoh dan tegas bak seorang hakim, Bale Kertagosa, berdiri dengan gagah.

Pada masa kejayaannya, bangunan ini adalah lokasi pengadilan Kerajaan Klungkung. Kursi dan meja yang terdapat di dalam ruangan masih dipertahankan keasliannya. Langit-langit Kertagosa pun dipenuhi dengan lukisan wayang kamasan.

Dari mana asal lukisan Klungkung? Mari kita singgah di Desa Kamasan, Anda akan menemukan pemandangan bocah-bocah Kamasan yang dengan tekun melukis tokoh-tokoh pewayangan. Atau ibu-ibu yang dengan teliti membuat kerajinan tangan nan cantik yang dihiasi dengan lukisan tradisional yang bertema pewayangan, khas Desa Kamasan. Lukisan berbagai ukuran, tas cantik, gelang, topi, sampai kipas, bisa anda borong sebagai buah tangan.

SABTU. Masih dalam wilayah Kabupaten Klungkung, Pulau Lembongan atau dalam bahasa Bali disebut Nusa Lembongan adalah pulau kecil yang termasuk dalam rangkaian surga tiga pulau yang berada di tenggara Bali yakni Nusa Penida, Nusa Ceningan, dan Nusa Lembongan. Pulau ini menyajikan berbagai macam fasilitas rekreasi yang dipadu dengan keindahan pulau dan dunia bawah lautnya. Salah satu fasilitas yang patut Anda coba adalah menyeberang ke Nusa Lembongan menggunakan kapal pesiar mewah alias cruise.

Salah satu operator kapal pesiar mewah yang menawarkan pengalaman berbeda bagi liburan Anda di Nusa Lembongan dalah Bali Hai Cruises. Bertolak dari Pelabuhan Benoa, kapal dengan kapasitas 315 penumpang ini akan memanjakan para wisatawan dengan berbagai fasilitas. Salah satunya adalah mega ponton yang menunggu Anda di Nusa Lembongan.

Dengan ponton seluas 600 meter persegi, Anda dan wisatawan lain akan dimanjakan dengan berbagai kegiatan yang ciamik! Snorkeling, private beach, scuba diving, banana boat, under water viewing chamber dan satu yang wajib dicoba adalah parasailing.

Bayangkan diri Anda berada 100 meter di atas permukaan laut, dan terbang melayang menikmati keindahan Nusa Lembongan. Seruuu!!!!

Parasailing adalah satu permainan bagi pecinta tantangan, dimana Anda akan menggunakan parasut dan ditarik oleh perahu dengan kecepatan tinggi. Wwwuussshh! Bagi Anda yang takut air dan ketinggian, ada baiknya tidak mencoba permainan ini, atau Anda bisa bermain secara tandem dengan instruktur yang berpengalaman.

Fasilitas lain yang rugi jika Anda lewatkan adalah semi submarine. Menyaksikan keindahan bawah laut Nusa Lembongan dengan sensasi yang berbeda. Jika beruntung, Anda bisa menemukan rombongan ikan yang berenang berkelompok. O iya, sebelum memulai kegiatan selanjutnya, hidangan mewah super lezat sudah siap mampir di perut Anda.

Berada di Nusa Lembongan, jelajahi juga kekayaan daratannya. Bersama dengan wisatawan lain, Anda akan diajak melihat pengembakbiakan rumput laut di Desa Nusa Lembongan. Ada 2 jenis rumput laut yang dikembangbiakan di Desa Nusa Lembongan, spinusum dan katuni dengan masa panen 1 bulan.

Lelah bermain seharian, saatnya Anda beristirahat di istana rahasia yang tersembunyi di daerah Payangan, Hidden Palace. Vila dengan 3 kamar tidur super istimewa ini dijamin akan membuat Anda tercengang. Tempat tidur berukuran double king size, private Jacuzzi, outdoor bathroom sudah menanti Anda. Eits... tunggu dulu, bukan hanya itu yang akan membuat Anda terpana. Untuk sebuah ketenangan dan privasi yang ditawarkan, Anda harus merogoh kocek 5.000 dollar AS!

MINGGU. Tak ada yang bisa menyangkal, selain alam nan eksotis, Bali juga menyimpan keeksotisan seni dan budaya yang mampu menghipnotis setiap orang. Kesan agung, suci dan magis erat melekat pada setiap karya cipta.

Begitu pula seni ciptaan masyarakat desa Batubulan, Gianyar. Desa yang menjadi pintu gerbang Kabupaten Gianyar ini menyimpan harta karun yang tak ternilai. Para perupa patung dan penari yang memiliki kemampuan mengagumkan. Kemampuan mereka seakan diwariskan secara turun temurun dan tetap berkembang hingga saat ini.

Daya tarik Desa Batubulan adalah pertunjukan tari peninggalan kebudayaan pra Hindu yang memakai kostum binatang purba yang dipercaya memiliki kekuatan magis dan dianggap sebagai pelindung.

TARI BARONG

Tiap harinya, tepat pukul 09.30 di Desa Batubulan memang diadakan pagelaran tari barong di Pura Puseh. Anda cukup membayar tiket seharga Rp 100.000 untuk bisa menyaksikan tari barong dengan kisah Kunti Sraya.

Tari barong dengan kisah Kunti Sraya ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan yang diwakilkan oleh bintang purba barong, melawan kebatilan yang dilukiskan dengan binatang purbakala rangda.

Sesuai dengan namanya Batubulan, di sepanjang jalanan desa ini berjejerlah kios-kios yang menjajakan patung-patung batu unik nan indah. Mulai dari patung-patung kisah pewayangan hingga patung kontemporer bisa Anda bawa pulang sebagai koleksi. Harganya pun beragam, untuk patung berukuran kecil harga yang ditawarkan berkisar Rp 250.000 sedangkan untuk patung yang tingginya hampir 2 meter, bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Selain Desa Batubulan, ternyata Gianyar masih menyimpan kejutan lainnya. Dibalik kemahsyuran Pura Tirta Empul, ternyata kerajinan tulang masyarakat Tampaksiring juga mencuri perhatian internasional. Anting-anting, gelang, kalung, pajangan, dan masih banyak lagi kerajinan dari tulang serta tanduk yang menanti anda di Desa Tampaksiring.

Di tangan masyarakat Batubulan, kerasnya batu dapat mereka taklukkan menjadi pahatan bernilai seni yang tinggi dan di tangan masyarakat Tampaksiring limbah bongkahan tulang hewan dapat dilahirkan kembali menjadi ukiran yang menawan. (Fitri Oktarini/Citrakalam Misiani/ Desima Aritonang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com