Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/05/2012, 18:21 WIB
|
EditorKistyarini

KOMPAS.com – Siapkan stamina saat bertandang ke Kampung Naga. Pengunjung harus menapaki ratusan anak tangga.  Namun, semua itu terbayar dengan panorama sawah terhampar. Di ujung sana, rumah-rumah beratap sejenis alang-alang tampak memesona. Pemandangan khas pedesaan yang sudah langka jika Anda sehari-hari hidup di kota besar.

Kampung Naga terletak di Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Tak sekedar panorama yang cantik, budaya yang selaras dengan alam masih dijalani dengan kental oleh masyarakat setempat. Aura magis pun sangat terasa di kampung ini. Jadi, jangan sekedar melihat-lihat atau berfoto-foto, cobalah berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat.

"Warga sini menerima pengunjung yang mau belajar budaya kami. Kami pun ingin belajar budaya orang yang datang. Kami bukan desa wisata yang orang datang untuk menonton kami. Kampung Naga adalah desa adat, tempat belajar budaya leluhur kami," jelas Entang panjang lebar.

Aki Entang, begitu sapaan akrab untuknya, adalah warga asli Kampung Naga dan ditunjuk sebagai pemandu bagi pengunjung yang mampir ke Kampung Naga. Menurutnya, selama bertahun-tahun, pengunjung yang datang selalu dipandu langsung oleh masyarakat setempat.

Kampung Naga terdiri dari 113 bangunan dengan 110 rumah. Ada sekitar 108 kepala keluarga di Kampung Naga. Menurut Aki Entang, sejak dahulu, jumlah bangunan hanya sebanyak itu. Kawasan Kampung Naga yang inti hanya seluas satu setengah hektar.

Uniknya semua bangunan menggunakan kayu dan atap dari alang-alang. Di luar kawasan satu setengah hektar tersebut, rumah-rumah diperkenankan dibangun seperti rumah modern dengan seng dan batu bata.

Kearifan lokal juga tercermin dari rumah-rumah tersebut. Rumah yang terbuat dari kayu dan dinding bambu tersebut tahan gempa. Saat terjadi gempa di Tasikmalaya beberapa tahun silam, bangunan di Kampung Naga utuh berdiri.

Saat mampir ke kampung ini, mintalah izin untuk masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah pun sama uniknya. Dapur yang berada di bagian depan, bersebelahan dengan ruang tamu. Setiap tata letaknya pun berfilosifis.

Misalnya ruang tamu yang lapang tanpa kursi, menandakan bahwa semua orang duduk sejajar. Letak antara rumah yang saling berhadapan pun punya maksud sendiri. Aki Entang menjelaskan hal ini berarti agar sesama tetangga saling menjaga dan saling membantu.

Ini baru berbicara sebagian dari arsitektur rumah dan bangunan di Kampung Naga. Tak cukup kunjungan sehari untuk membicarakan filosifi adat Kampung Naga yang dijalankan secara turun temurun dan melekat di hati masing-masing warganya.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Puluhan Ekor Monyet Turun ke Jalan Payung di Kota Batu, Pengendara Berfoto

    Puluhan Ekor Monyet Turun ke Jalan Payung di Kota Batu, Pengendara Berfoto

    Travel Update
    Kabupaten Bandung Akan Hadirkan Wisata Bertaraf Internasional di Rancabali

    Kabupaten Bandung Akan Hadirkan Wisata Bertaraf Internasional di Rancabali

    Travel Update
    Uniknya Transaksi di Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Seperti apa ?

    Uniknya Transaksi di Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Seperti apa ?

    Jalan Jalan
    Cerita Turis Belanda Kolektor Batu Timbangan Antik di Jalan Surabaya

    Cerita Turis Belanda Kolektor Batu Timbangan Antik di Jalan Surabaya

    Jalan Jalan
    Tiket Kereta Api Jarak Jauh Bisa Dipesan H-90 mulai Juli 2023

    Tiket Kereta Api Jarak Jauh Bisa Dipesan H-90 mulai Juli 2023

    Travel Update
    Jadwal Kereta Panoramic Juni 2023, Harga Tiket Mulai dari Rp 400.000

    Jadwal Kereta Panoramic Juni 2023, Harga Tiket Mulai dari Rp 400.000

    Travel Update
    Pasar Tanah Abang, Pusat Oleh-oleh Haji dan Umrah yang Murah

    Pasar Tanah Abang, Pusat Oleh-oleh Haji dan Umrah yang Murah

    Travel Update
    Catat, Perubahan Rute DAMRI ke Gunung Bromo dan Pantai Balekambang

    Catat, Perubahan Rute DAMRI ke Gunung Bromo dan Pantai Balekambang

    Travel Update
    Cara ke Pasar Barang Antik Jalan Surabaya di Jakarta Naik KRL

    Cara ke Pasar Barang Antik Jalan Surabaya di Jakarta Naik KRL

    Travel Tips
    Larangan Mendaki di Gunung Bali, Pengamat: Tempat Suci sejak Dulu

    Larangan Mendaki di Gunung Bali, Pengamat: Tempat Suci sejak Dulu

    Travel Update
    5 Tempat Beli Oleh-oleh Haji di Solo, Ada Grosir Kurma dan Madu

    5 Tempat Beli Oleh-oleh Haji di Solo, Ada Grosir Kurma dan Madu

    Jalan Jalan
    Itinerary Seharian di Rangkasbitung, Naik KRL Lebih Hemat

    Itinerary Seharian di Rangkasbitung, Naik KRL Lebih Hemat

    Itinerary
    5 Tempat Wisata Dekat Stasiun Rangkasbitung, Bisa Jalan Kaki

    5 Tempat Wisata Dekat Stasiun Rangkasbitung, Bisa Jalan Kaki

    Jalan Jalan
    3 Oleh-oleh Khas Desa Wisata Welora Maluku, Ada Topi dan Kerajinan

    3 Oleh-oleh Khas Desa Wisata Welora Maluku, Ada Topi dan Kerajinan

    Travel Tips
    Toko Oleh-oleh Haji di Tanah Abang, Ramai Saat Musim Haji dan Ramadhan

    Toko Oleh-oleh Haji di Tanah Abang, Ramai Saat Musim Haji dan Ramadhan

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com