Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Keteduhan di Gua Maria Belinyu

Kompas.com - 26/05/2012, 09:11 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Seakan semua agama mempunyai tempat di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Agama-agama besar di Indonesia memiliki ikon-ikon tersendiri di pulau ini. Masing-masing tempat ibadah menjadi tempat berwisata religi bagi umatnya.

Salah satunya adalah “Gua Maria Pelindung Segala Bangsa” di Jalan Safyri Rahman, Belinyu, Bangka. Tempat ibadah ini menjadi perhentian ziarah bagi umat Katolik di Indonesia. Beberapa gereja, terutama di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, banyak yang menjadwalkan kunjungan keagamaan ke gua ini.

Namun, tak hanya para umat Katolik yang terpikat dengan tempat ini, bahkan banyak wisatawan lintas agama yang sengaja datang ke gua Maria ini. Sesuai namanya yaitu “Gua Maria Pelindung Segala Bangsa”, Bunda Maria ibarat membuka rumahnya bagi siapapun tanpa melihat latar belakang agamanya.

Karena letaknya di Belinyu, gua Maria ini kerap pula disebut Gua Maria Belinyu. Wisatawan yang datang biasanya sekedar untuk melihat-lihat dan berfoto-foto di tempat ini. Ya, bisa dibilang tempat ini begitu asri. Apalagi letaknya berada di bukit, membuat hawanya sejuk.

“Ramainya saat bulan Maria yaitu di bulan Mei dan Oktober,” kata Yohannes Karmaen dari “Gua Maria Pelindung Segala Bangsa”.

Menurutnya, di saat bulan Maria, orang yang datang untuk beribadah mencapai ribuan. Peziarah yang banyak lebih banyak berasal dari luar Bangka. Namun, di luar bulan Maria pun, gua Maria ini dikunjungi terutama di hari Sabtu dan Minggu.

“Orang Australia, China, Belanda, Amerika, Kanada, Polandia, sudah pernah ke sini. Jadi sudah go internasional. Kalau lokal, rombongan gereja Katolik dari Palembang pernah datang, pernah juga dari Bali,” jelas Yohannes.

Ia menambahkan beberapa orang percaya jika berdoa di “Gua Maria Pelindung Segala Bangsa”, maka doanya pasti terkabul. Walau Goa Maria Belinyu merupakan tempat ibadah bagi umat Katolik, namun tempat ini terbuka untuk umum.

“Di sini sengaja tidak ada pos satpam, karena terbuka untuk seluruh agama. Jadi bebas masuk dan tidak eksklusif hanya untuk umat Katolik. Banyak umat non Katolik yang ke sini,” jelasnya.

Dulunya, bukit tempat gua tersebut berdiri, merupakan tempat pelarian penduduk saat penjajahan Jepang. Yohannes mengaku bahwa bukit tersebut merupakan jantung Belinyu. Sejak tahun 1980-an, pihak gereja  mencari lokasi untuk membuat gua Maria.

“Satu keluarga menghibahkan tanah kepada gereja,” cerita Yohannes.

Jika Anda berkunjung ke gua Maria ini, di saat bulan Maria, Anda bisa melihat keramaian umat menjalankan ibadah. Menyalakan lilin, lalu berdoa di depan Maria. Uniknya, gua ini dibangun oleh seorang muslim dari Palembang. Inilah salah satu bentuk harmoni lintas agama di Bangka.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com