Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Ajaib di Malang, Wisata Religi Favorit

Kompas.com - 27/05/2012, 14:54 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Berwisata religi ke "Masjid Ajaib", yang berlokasi di Jalan KH Wahid Hasyim, Gang Anyar RT 27 RW 06 Desa Sanarejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menjadi tempat wisata religi favorit bagi semua kalangan, baik kaum muslim dan non muslim.

Sebenarnya, di Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan kota Batu) terdapat berbagai lokasi wisata. Namun, untuk "Masjid Ajaib" ini terus didatangi para wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada yang datang secara khusus dari luar Jawa, seperti Kalimantan dan Sumatera.

Setiap hari wisatawan yang datang mencapai ribuan orang. Mereka tak hanya datang dari daerah di Jawa Timur, ada wisatawan yang dari luar Jawa. Wisatawan yang datang itu, hanya ingin mengetahui "Masjid Ajaib" tersebut.

Wisata religi yang diberi nama "Masjid Ajaib" itu sebenarnya bukan masjidnya yang ajaib, tiba-tiba muncul secara tiba-tiba, tanpa ada yang membangunnya. Dikatakan "Masjid Ajaib", karena para wisatawan yang memberi nama, ditambah bangunannya luar biasa, berarsitektur ala Timur Tengah.

Sebenarnya, "Masjid Ajaib" itu, adalah bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Syalafiyah Bihaaru Bahri' Asali Fadlaairil Rahmah, yang didirikan oleh KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Sholeh Al Mahbub Rahmat Alam atau yang umum dikenal Romo Kiai Ahmad.

Bangunan Ponpes tersebut memang tergolong unik, antik dan megah. Di dalam Ponpes tersebut, berdiri bangunan dengan arsitektur gaya Timur Tengah, berlantai tujuh. Hampir setiap temboknya, terdapat ukuran dan kaligrafi Arab. Di dalam ponpes tersebut, juga tersedia kolam renang, dilengkapi perahu, yang hanya khusus untuk dinaiki wisatawan anak-anak.

Tak hanya itu, di dalam komplek Ponpes itu, juga terdapat berbagai jenis binatang seperti kijang, monyet, kelinci, aneka jenis ayam dan burung. Di sekeliling Ponpes juga berdiri berbagai bangunan kecil seperti menara yang ada di setiap masjid.

Sejak mencuat kabar "Masjid Ajaib" itu, muncul wacana bahwa "Masjid Ajaib" itu dibangun oleh pasukan jin. Namun kabar tersebut tidak dibenarkan oleh para pengurus Ponpes. Dari pantauan Kompas.com, para pengunjung tak hanya kamu muda, lulusan SMA. Namun, juga ratusan ibu-bapak dari jamaah pengajian di daerahnya masing-masing.

Menurut Iphoeng HD Purwanto alias Gus Ipung, pengurus Ponpes, keunikan bangunan mencakar langit itu, yang dibangun mulai dari bawah tanah itu, tepatnya dilantai tiga, ada tiang penyangga dari seluruh bangunan, yang terbuat dari tanah liat. "Satu tiang yang dibuat dari tanah liat itu yang menjadi roh atau kekuatan dari seluruh bangunan," ujarnya.

Bangunan yang ada tak terpisahkan dari bangunan lainnya. Setiap bangunan ada tangga untuk melewati bangunan lainnya. Di Ponpes tersebut, santri yang bermukim tak terlalu banyak. Hanya ada ratusan santri saja.

Di dalam bangunan tersebut, juga ada ruangan aquarium dan perpustakaan berisikan buku-buku Islam. Di ruang Aquarium, juga menjadi rujukan para wisatawan yang datang. "Pemeluk agama apa pun, boleh datang dan masuk. Kami senang menyambutnya. Hal itu sesuai dengan keinginan pendiri. Karena bangunan ini bukan masjid. Siapa pun bebas masuk. Bangunan ini adalah Pondok pesantren," katanya.

Adapun tujuan Romo Kiai Ahmad mendirikan Ponpes tersebut untuk dikunjungi semua orang, baik umat Islam dan non Islam. "Manfaat datang kesini, sesuai kata pendiri, siapa yang punya penyakit hati, kalau masuk ke pondok ini, dengan izin Allah, bisa sembuh penyakit hatinya," kata Gus Ipung.

Sementara itu, menurut salah satu petugas informasi, Muhammad Hafidz, para pengujung setiap harinya mencapai ribuan. Untuk masuk ke Ponpes wisata religi tersebut, tidak dikena biaya apa pun. Parkir saja gratis. Hanya setiap pengunjung diminta untuk mengambil kartu masuk dan kalau hendak pulang, diharapkan wisatawan menukar kartu masuk ke kartu keluar.

Para pengunjung juga diminta untuk menuliskan pesan-kesannya, setelah keliling dibangunan menjulang tinggi tersebut. Tujuannya, kalau ada kekurangan, pihak petugas pondok bisa melakukan evaluasi, agar wisatawan lebih nyaman kalau datang kembali.

Sementara itu, salah satu wisatawan asal Surabaya, Yakub Efendi mengaku, pihaknya bersama 55 orang, rombongan naik bus. "Semuanya ingin tahu seperti apa yang disebut Masjid Ajaib itu," katanya, Jumat (25/5/2012).

Ternyata, menurut Effendi, Masjid Ajaib itu adalah pondok pesantren. Namun, bangunannya yang cukup bagus, antik dan luar biasa. "Seperti tidak dibangun oleh manusia. Arsitekturnya seperti bangunan Timur Tengah," akunya.

Selain itu, para pengunjung yang datang ada juga untuk mengobati hatinya, jika memiliki penyakit hati, seperti dengki, sombong, iri hati dan penyakit hati lainnya. "Karena pendiri pondok ini mengatakan, bagi yang masuk pondok ini penyakit hatinya bisa sembuh," kata Effendi.

Selain menikmati keindahan dan keantikan bangunan, wisatawan juga bisa berziarah ke makam pendiri, yang tak jauh dari pusat bangunan tersebut.

Sepanjang jalan di depan pintu gerbang masuk "Masjid Ajaib" tersebut dijual berbagai jenis kerajinan dan aneka buah khas Malang, sebagai oleh-oleh untuk wisatawan yang berkunjung. Sejak Ponpes tersebut dikenal banyak orang dengan sebutan Masjid Ajaib, juga menjadi berkah bagi warga sekitar. Mereka bisa berjualan di sepanjang jalan menuju bangunan "Masjid Ajaib" tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

    Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

    Jalan Jalan
    Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

    Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

    Travel Update
    Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Jalan Jalan
    Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

    Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

    Jalan Jalan
    Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

    Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

    Travel Update
    The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

    The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

    Jalan Jalan
    Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

    Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

    Travel Tips
    Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

    Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

    Travel Update
    Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

    Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

    Travel Update
    13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

    13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

    Travel Update
    Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

    Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

    Travel Update
    Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

    Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

    BrandzView
    Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

    Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

    Travel Update
    Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

    Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

    Travel Update
    ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

    ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com