Oleh Defri Werdiono & Frans Sartono
Sungai Martapura mengalir tenang melintasi Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Di tepinya, kita bisa menikmati soto banjar. Salah satunya di Depot Soto Banjar Bang Amat di Banua Anyar di tepi Sungai Martapura.
Warung soto Bang Amat bagai berada di pangkuan Sungai Martapura. Betapa tidak, sebagian warung menjorok ke bagian sungai. Sebagian lantai yang berupa kayu itu berada di atas sungai. Dari celah-celah kayu itu, kita bisa mengintip aliran sungai yang airnya berwarna coklat. Dan sambil bersantap kita bisa menikmati aliran sungai yang merupakan anak Sungai Barito itu.
Siang itu, sejumlah kelotok atau perahu bermesin tempel hilir mudik di sungai. Satu kelotok yang berisi sekitar 20 orang datang merapat di dermaga yang berada persis di samping kanan warung soto banjar Bang Amat. Mereka kemudian bergabung dengan pesantap lain untuk menikmati soto racikan Haji Ahmad Lawani (45) yang lebih populer sebagai Bang Amat itu.
Soto banjar Bang Amat tidak menggunakan santan. Kuahnya terlihat bening, tidak kental. Soto disajikan dengan perkedel kentang, irisan wortel, dan sohun. Sebagai pengenyang, ditambahkan lontong. Atau boleh juga memesan tanpa lontong, sesuai selera.
Bumbu dasar soto sebenarnya tidak jauh berbeda dengan soto-soto sejenis, yaitu antara lain bawang putih, bawang merah, merica, kayu manis, jahe, kepulaga, dan jintan. Akan tetapi, yang membuatnya khas adalah suwiran daging ayam yang cukup banyak seperti menutupi piring sajian.
Ciri lain, ini yang lebih khas, adalah taburan irisan tipis telur bebek. Irisan telur bebek yang berwarna kuning matang atau kuning kemerah-merahan itu memberi nuansa warna kuning pada kuah soto ketika di-carub. Kuning telur itu pula yang memberi sentuhan rasa gurih. Untuk urusan telur, Bang Amat menggunakan telur bebek alabio yang dipasok dari Kabupaten Hulu Sungai Utara. Alabio sendiri adalah sentra itik di Kalsel.
Alabio diambil dari nama Desa Alabio, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalsel. Dari desa inilah, nama alabio terkenal sebagai jenis itik yang banyak telurnya dan enak dagingnya.
Kota Seribu Sungai
H Ahmad Lawani mulai berdagang pada tahun 1996 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pada tahun 2002, ia membuka usaha depot soto banjar di Banjarmasin. Pada masa awalnya, usaha soto itu belum sebesar sekarang. Ukuran warungnya kecil. Ia menyebut saat itu hanya mampu menampung sekitar 10 orang. ”Ya, enam kali berapa meter begitu luasnya,” ujarnya, tengah bulan Mei lalu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.