Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 07/06/2012, 16:54 WIB
EditorI Made Asdhiana

SEKITAR akhir abad ke-19 dan ke-20, sebuah kampung di Solo, Jawa Tengah, terkenal sebagai pusat perdagangan batik Indonesia. Di kampung inilah batik tulis dan cap diproduksi, kemudian didistribusikan ke seluruh Nusantara hingga luar negeri. Tak hanya melahirkan saudagar-saudagar batik yang termasyhur namanya, di kampung ini juga lahir tokoh pergerakan nasional lewat Sarekat Dagang Islam, KH Samanhoedi.

Laweyan, itulah nama yang terkenal dengan kawasan Kampoeng Batik Laweyan. Deretan tembok kuno setinggi 5-7 meter yang berdiri kokoh di beberapa jalan sempit menuju kawasan kampung batik itu merupakan peninggalan saudagar-saugadar batik di daerah tersebut. Jalan-jalan sempit yang masuk dari Jalan Radjiman, Solo, itu seakan menjadi gerbang sebelum menelusuri rumah-rumah batik atau gerai batik yang tersebar di kampung tersebut.

Ketika menapaki jalan-jalan di Kampoeng Batik Laweyan, pengunjung seakan menapak tilas dan mengenang kejayaan batik di daerah yang pernah menjadi tempat bermukim Kyai Ageng Henis, keturunan Raja Brawijaya V dari Majapahit.

Di kampung ini banyak gang sempit yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Konon, selain untuk menjaga kerahasiaan usaha batik, tembok-tembok tinggi yang mengelilingi rumah menyerupai benteng itu juga dibangun karena para saudagar berusaha menciptakan daerah ”kekuasaan” di lingkungan mereka. Zaman dulu, pintu-pintu rumah itu jarang dibuka lebar.

Bahkan, di antara tembok-tembok tinggi tersebut ada sebuah rumah besar perpaduan arsitektur Eropa dan Jawa seluas 1.800 meter persegi. Rumah di Jalan Sidoluhur 18 yang dibangun tahun 1915 oleh pemiliknya, Tjokrosoemarto (almarhum), ini masih berdiri megah dengan nuansa keindahan tempo dulu. Hampir setiap sudut rumah, termasuk perabotan, dipenuhi beragam motif batik. Orang Solo menyebut rumah ini sebagai nDalem Tjokrosoemartan.

Semakin dalam menyusuri Kampoeng Batik Laweyan, pengunjung bisa menemukan rumah-rumah berarsitektur Jawa dengan atap limasan yang menjadi toko atau gerai batik sekaligus tempat produksi atau gudang batik. Beberapa menambah menambah kaca transparan di bagian depan rumah agar produk-produk batik yang dipajang terlihat dari luar.

Deretan papan nama setiap gerai batik pun langsung menyambut pengunjung. Di tiap gang ada petunjuk galeri-galeri batik. Jika datang membawa mobil pribadi, mobil bisa diparkir di dalam kampung batik tersebut. Namun, jika menggunakan bus, bus bisa diparkir di pinggir Jalan Radjiman, kemudian pengunjung berjalan kaki ke Kampoeng Batik Laweyan atau naik becak.

Rumah-rumah batik yang biasanya dibuka mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 ini menawarkan berbagai produk batik, mulai dari kain, pakaian, kaus, serta berbagai kerajinan dari batik (seprai, tas, sandal, dan sepatu), hingga perlengkapan interior rumah dari aplikasi batik. Produk ini dibuat dari kain batik berbahan katun, sutra, satin, dorby, paris, atau primis-primissima dengan beragam motif.

Biasanya, ketika berbelanja, pengunjung langsung dilayani pemilik rumah batik. Kendati hanya disuguhi air mineral, karena berada di rumah, suasana belanja kadang tidak terasa seperti di toko. Pengunjung sering larut dalam obrolan dengan pemilik rumah batik. Beberapa rumah batik dibuka hingga bagian dalam rumah sehingga pengunjung bisa duduk selonjoran di lantai sambil memilih-milih batik yang akan dibeli. Untuk kenyamanan pengunjung, beberapa butik menggunakan pendingin ruangan.

Bagi yang belum pernah melihat pembuatan batik, di sejumlah rumah batik, pengunjung bisa menyaksikan cara membuat batik, bahkan bisa ikut coba-coba memegang canting (alat untuk membatik) dan menorehkan malam (lilin) ke kain-kain putih yang disediakan pemilik rumah batik. Beberapa menempatkan pekerjanya yang tengah membatik di bagian depan rumah sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi calon pembeli.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+