Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyantap Gabus Pucung Diiringi Alunan Jali-jali

Kompas.com - 21/06/2012, 17:12 WIB
Endang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  - Sebuah pilihan masakan khas Jakarta mulai dari kerak telor sampai gabus pucung yang sulit ditemukan dan makanan khas Jakarta lainnya bisa Anda temukan di Asia Restaurant. Dalam rangka memperingati ulang tahun ke 485 Kota Jakarta, The Ritz-Carlton, Mega Kuningan menampilkan "Jakarta Doeloe dan Sekarang" mulai tanggal 20 Juni hingga 4 Juli 2012.

“Kita desain sedemikian rupa dengan kesan Jakarta tempo doeloe dan masa kini, menu favorit dan yang paling dicari disini adalah gabus pucung,“ kata Chef de Cuisine Asia Ritz Carlton, Syaiful Bahri di The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan, Rabu (20/6/2012) malam.

Gabus pucung yang saat ini jarang ditemukan di Jakarta adalah salah satu menu favorit disini. Ikan gabus berukuran sedang yang digoreng hingga gurih dagingnya itu diolah dengan bumbu khas. Ikan gabus gurih kemudian dicampur keluak yang hitam yang merupakan bumbu utama dari gabus pucung ini sehingga sungguh nikmat untuk disantap.

Ada juga bir pletok yang merupakan minuman khas Jakarta tempo doeloe. Minuman ini adalah bir ‘zero’ alkohol dan termasuk langka saat ini. Dengan beberapa campuran rempah seperti jahe merah, kayu secang, kayu manis, kapulaga dan gula pasir membuat minuman ini dapat dinikmati saat hangat dan dingin.

Suasana menyantap makanan khas Jakarta tempo doeloe akan semakin terasa nikmat dengan diiringi oleh alunan lagu khas tempo dulu seperti Jali-jali, Kicir-kicir, Keroncong Kemayoran, dan Lenggang Kangkung.

Selain itu ada juga beberapa kuliner khas Jakarta yang lain seperti sop buntut dan sop kaki kambing, sayur besan, sayur babanci, sayur asem betawi, pepes ikan salem mangga dua, tumis genjer pedas, gulai sotong muara karang, semur daging betawi, nasi uduk, nasi goreng gila dan kerak telor spesial “Bang Agus”.

Public Relation Executive The Ritz Carlton Jakarta, Bertha Pesik, mengatakan awalnya Jakarta Doeloe dan Sekarang dijadwalkan berlangsung satu minggu, 20 Juni sampai 27 Juni 2012. "Namun setelah pemilik melihat beragam makanan yang ditampilkan dan hadirnya makanan langka khas Jakarta, diputuskan waktunya diperpanjang menjadi dua minggu hingga 4 Juli 2012," katanya.

Melihat begitu beragamnya kuliner Jakarta, apalagi Indonesia, Syaiful Bahri pun berujar bahwa rasa nasionalisme akan kuliner khas Indonesia harusnya semakin ditumbuhkan kepada anak-anak muda Indonesia. Janganlah segan-segan untuk mempromosikan dan memberitahukan kepada wisatawan mancanegara akan kayanya kuliner khas Indonesia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com