Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Wisata Saat "Bertamu" ke Desa Adat

Kompas.com - 04/07/2012, 14:18 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

Begitu pula saat mendengarkan aneka kisah legenda dan mitos di desa tersebut. Tak semuanya perlu diperdebatkan untuk mencari sisi logis dari sebuah cerita. Nikmati saja dan menyatulah dengan budaya setempat.

Ambil contoh, misalnya saat berkunjung di Kampung Baduy Dalam, janganlah menyalakan peralatan elektronik. Pun, misalnya Anda tengah menstruasi, janganlah masuk ke tempat-tempat suci yang ada di Desa Tenganan yang berada di Bali.

Terima apa yang ditawarkan

Saat bertamu, pengunjung akan diterima dengan ramah oleh penduduk setempat. Biasanya tamu yang datang akan disuguhkan sesuatu ataupun ditawarkan sesuatu sebagai penghormatan kepada tamu.

Jangan menolak pemberian oleh tuan rumah. Ambillah dan ucapkan terima kasih. Di beberapa desa di Nusa Tenggara Timur, tradisi memberikan sirih pinang kepada tamu menjadi suatu hal yang biasa.

Tamu kemudian menyirih bersama tuan rumah. Jika tidak terbiasa dengan sirih pinang, tetap terima pemberian tersebut. Masyarakat yang menetap di desa adat yang kental saat menawarkan sesuatu bukanlah untuk sekedar berbasa-basi, namun karena menghargai tamu tersebut.

Jangan masuk ke rumah sembarangan

Rumah-rumah di desa adat selalu menarik untuk ditelusuri. Anda bisa saja masuk ke dalam rumah untuk mengenal lebih dekat arsitektur suatu rumah adat.

Hanya saja, jangan masuk ke dalam rumah secara sembarangan. Ucapkan salam dan permisi kepada pemilik rumah. Lalu, minta izin kepada pemilik rumah apakah Anda boleh melihat-lihat ke dalam. Jangan lupa menanggalkan alas sepatu saat masuk ke dalam.

Minta izin sebelum melakukan sesuatu

Kadang, banyak wisatawan saat berkunjung ke suatu daerah, termasuk ke desa adat, mengambil foto tanpa memedulikan sekitar. Sah-sah saja jika foto yang diambil adalah benda mati. Tetapi bagaimana jika memotret orang?

Nah, sebelum memotret seseorang, ajaklah berkenalan dan menyapa, baru kemudian memotret. Mintalah izin dan jangan lupa ucapkan terima kasih setelah selelasi memotret. Lakukan itu pula jika ingin memotret benda keramat ataupun barang milik seseorang.

Tanyakan pula jika Anda ingin melakukan sesuatu. Misalnya masuk ke dalam rumah ibadah. Sebuah pengalaman saat melakukan wisata ke sebuah desa adat berikut bisa menjadi pelajaran Anda. Kala itu, salah satu turis tertarik dengan sebuah kentongan dan mulai membunyikan.

Oleh pemuka adat setempat, tindakannya langsung dicegah. Ternyata kentongan yang dibunyikan tersebut berfungsi sebagai penanda waktu shalat.

Belanja kerajinan tangan

Di beberapa desa adat, masyarakat di desa tersebut terbiasa membuat aneka kerajinan tangan. Sebut saja seperti kerajinan tenun sampai anyaman.

Jangan pulang dengan tangan kosong. Belilah barang-barang kerajinan tangan tersebut. Hitung-hitung Anda membantu perekonomian di desa tersebut. Menawar boleh saja, asal sewajarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com