Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasakan Indonesia di Puncak Acara "Indonesian Week 2012"

Kompas.com - 06/07/2012, 23:36 WIB
M Latief

Penulis

BEPPU, KOMPAS.com - Puncak acara Indonesian Week 2012 usai digelar, Jumat (6/7/2012) malam, di Millenium Hall, kampus Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), Beppu, Jepang. Gedung pertunjukan berkapasitas 700 bangku itu penuh sesak oleh para mahasiswa internasional kampus swasta terbesar di Beppu tersebut.

Dipadati para penonton yang mengantre panjang sejak pukul 3 sore, puncak acara tahunan sebagai bagian dari program acara Multicultural Week ini menampilkan drama musikal bertajuk Dancer of the Village (Penari Desa). Berdurasi sekitar dua jam, pertunjukan drama tersebut benar-benar menjadi tontonan menarik mulai dari penampilan gerak tari, lagu, aksi teater, batik fashion show, serta tata lampu dan panggung yang kreatif dalam balutan citarasa sangat Indonesia.

Dibuka dengan aksi gerak tiga penari dalam bentuk silhouette begitu apik, penonton langsung terkesima dengan gerak tari yang solid dengan permainan tata lampu panggung. Lembar cerita pun bergulir tentang siapa yang kira-kira pantas menjadi sebagai Dancer of the Village?

Selama pertunjukkan, nyaris setiap aksi di atas panggung membuat penonton bertepuk tangan. Tari Pukat sebagai tarian tradisional pembuka di pertunjukan ini membuat penonton berdecak kagum. Belum lagi sajian tari dari Tana Toraja, Betawi hingga tarian paling atraktif, Tari Saman dari Aceh.

"Kemasannya memang penuh dengan semua bentuk apresiasi seni dari semua pemain. Tetapi, setiap tahun, selalu penampilan Tari Saman yang ditunggu. Inilah keunikan dari Indonesian Week," kata Meyda Noorthertia Nento, Ketua Panitia Indonesian Week 2012, kepada Kompas.com seusai pertunjukkan malam tadi.

Uniknya lagi, para aktor dan aktris pementasan drama musikal ini tidak semuanya terdiri dari anak-anak Indonesia. Para penari misalnya, juga banyak terdiri dari mahasiswa atau mahasiswi asal Jepang, Korea dan dari negara lainnya. Bahkan, tim vokal grup pria yang menyanyikan lagu medley Ampar-ampar Pisang dan Gundul-gundul Pancul pun terdiri dari campuran Jepang dan Korea.

"Alhamdulilah, dari tahun ke tahun pentas anak-anak Indonesia di Indonesian Week ini selalu ditunggu. Merekalah (anak Indonesia) yang memulai tradisi pertunjukan kolosal ini di APU, yang melibatkan personel bukan hanya dari kalangan mereka sendiri, tapi juga merekrut mahasiswa-mahasiswi internasional lainnya," kata Meyda.

"Selain dilatih oleh kakak-kakak kelas, mereka juga rajin mencari referensi dari internet, terutama YouTube. Mereka ikut rekrutmen dan berlatih sejak Oktober tahun lalu. Persiapannya panjang dan serius, sehingga hasilnya selalu memuaskan, seperti malam ini," ujar mahasiswi tahun kedua di Asian Pacific Studies-APU ini.

Pertunjukan kemudian ditutup dengan lagu 'Nusantara I' milik Koes Plus. Bagian ini pun cukup mengejutkan, karena selain diaransemen ulang dengan format jazz-pop dan R & B, lagu ini ternyata menjadi pengiring gerakan gemulai para penari berbusana Aceh, Betawi, serta Sumatera Barat.

Meyda mengatakan, seperti makna yang terkandung pada temanya, yaitu 'Feel Indonesia', puncak acara Indonesian Week 2012 memang dibuat sangat menarik bercitarasa Indonesia. Dengan begitu ia berharap, siapapun akan mudah mengenal Indonesia.

"Bagaimana rasanya anak-anak Indonesia merasakan Indonesia yang jauh dari dirinya saat ini, dan bagaimana orang lain melihat Indonesia itu sebenarnya seperti apa," pungkas Meyda.

Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesian Week 2012 merupakan ajang perkenalan budaya Indonesia kepada mahasiswa di Kampus Ritsumeikan APU, yang terletak di kota Beppu, wilayah Oita, atau sekitar 1000 km sebelah barat laut kota Tokyo. Sebagai acara tahunan, acara ini digelar dengan menampilkan berbagai penampilan seni dan budaya Indonesia selama sepekan, mulai 3-6 Juli 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com