Tulang Tentara Jepang
Daya tarik utama dari gua ini sebenarnya terletak pada masih disimpannya tulang-belulang tentara Jepang yang tewas pada saat pemboman. Tulang-tulang tersebut disimpan di dalam bangunan seluas 2 meter persegi. Tengkorak, tulang kaki tangan masih bisa dilihat.
Pemerintah Jepang hingga saat ini masih mengupayakan memulangkan tulang-tulang tersebut. Namun Pemda Biak Numfor ingin agar tulang tersebut disimpan di lokasi Gua Binsari saja. Karena Pemda menyadari bahwa tulang belulang tersebut adalah daya tarik agar wisatawan mau datang.
"Setiap tahun selalu ada orang Jepang yang datang untuk berziarah ke sini dan memberikan penghormatan kepada tentara yang gugur. Secara tidak langsung itu mendatangkan pemasukkan bagi Pemda. Jika tulang tersebut dipindahkan, maka magnet untuk menarik wisatawan dan peziarah akan berkurang, bahkan mungkin habis," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Biak Numfor, Turbey O Dangeubun.
Apa yang dikatakan Turbey cukup beralasan mengingat sejumlah lokasi wisata sejarah di Indonesia bagian timur mampu menyerap turis. Sebut saja kuburan tentara sekutu di Tantui Kapaha, Ambon. Setiap tahunnya selalu ada turis yang datang ke sana untuk memberikan penghormatan kepada tentara Sekutu yang gugur.
Wisata sejarah di Biak bisa dikatakan memiliki potensi untuk dikembangkan dan menyerap wisatawan. Sejumlah lokasi seperti pangkalan militer tentara sekutu di Pulau Owi, lokasi jatuhnya pesawat pembom Catalina di dasar laut, hingga Gua Jepang memiliki nilai jual yang tinggi. Tinggal bagaimana pemerintah setempat mampu mengemas dan mengelola lokasi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.