Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Belajar Wayang di Festival Wayang Indonesia

Kompas.com - 14/07/2012, 15:33 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir pekan ini, ajak anak Anda berkenalan dengan wayang. Caranya mudah saja, mampir ke Festival Wayang Indonesia yang tengah berlangsung di Komplek Kota Tua Taman Fatahillah, Jakarta.

“Acara ini bermaksud memperkenalkan wayang kepada masyarakat dan anak muda pada khususnya, dengan menampilkan berbagai pertunjukkan wayang dari para seniman wayang, serta perlombaan yang ditujukan kepada anak-anak,” tutur Ketua Pelaksana Festival Wayang Indonesia Meita Abigail, di Jakarta, Jumat (13/7/2012).

Festival Wayang Indonesia diselenggarakan untuk menghidupkan kembali seni wayang yang hampir punah. Acara tersebut berlangsung selama tiga hari 13-15 Juli 2012. Festival Wayang Indonesia (FWI) adalah festival tahunan yang terselenggara berkat kerja sama antara SENA WANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia) Pusat, Museum Wayang, dan Yayasan Bhakti Total bagi Indonesia Lestari.

Tahun ini, FWI resmi dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan Nasional bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, dengan pembukaan disambut oleh tarian Kembang Jakarta. Dalam festival tersebut dipertunjukan kesenian wayang yang hampir punah.

Pengunjung dapat menyaksikan pagelaran wayang golek semalam suntuk pada Jumat(13/07/2012) kemarin dengan kolaborasi dari 30 dalang oleh Sanggar Seni Gendhing Tarumanegara. Ada pula pertunjukan wayang kulit gaya Banyumasan (14/07/2012).

Selain itu, akan dipertunjukkan wayang kreasi baru atau kontemporer oleh para dalang seperti Wayang Beber Metropolitan oleh Ki Andri, Wayang Kampung Sebelah oleh Ki Jliteng Suparman, Wayang Suket oleh Ki Slamet Gundana, serta Wayang Jazz oleh Ki Sujiwo Tejo.

Kompas.com sendiri berkesempatan menyaksikan pagelaran wayang suket. Wayang suket oleh Ki Slamet Gundono adalah kolaborasi antara wayang kulit dan wayang orang. Diiringi dengan musik gamelan, wayang suket menyajikan lakon perselingkuhan Dewi Uma yang diketahui oleh suaminya, Manikmaya.

Dalam pagelaran, dalang berceloteh tanpa naskah dengan sesekali mengeluarkan banyolan menghibur penonton. Sesekali diselipkan nasihat-nasihat untuk mengajak kebaikan kepada penonton.

Selain diselenggarakan berbagai pertunjukkan wayang, dalam festifal ini juga dimeriahkan dengan pameran wayang dan erlombaan melukis wayang untuk murid SD. Tak perlu khawatir kelaparan, sebab tersedia stan yang menjajakan aneka makanan, minuman dan kerajinan khas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com