Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Royal Ambarrukmo Tampilkan Kesenian Cokekan

Kompas.com - 20/07/2012, 16:03 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kesenian Jawa yang benama cokekan sudah diambang kepunahan. Pada era tahun 1960  sampai dengan  tahun 1970-an masih menjadi favorit masyarakat Indonesia. Musik cokekan dahulu banyak didengar sebagai kesenian tradisional yang dibawakan oleh pengamen pengamen  di pasar tradisional.

Kesenian cokekan yaitu sekelompok susunan alat bunyi-bunyian karawitan tradisional Indonesia yang terdiri dari rincikan tertentu antara lain: gender barung, siter, ditambah kendang dan gong,  yang personelnya terdiri dari dua orang penabuh instrument musik dan seorang pesinden.  Tetapi adakalanya hanya terdiri dua orang yakni pesinden yang juga memainkan kecapi.

Instrumen musiknya terdiri dari gendang, gong yang terbuat dari bambu dan satu unit kecapi. Lagu-lagu atau gending yang dibawakan terdiri dari gending-gending yang sedang populer pada masa itu. Peralatan instrumennya pun masih sangat sederhana karena  belum ada yang  menggunakan sound system seperti para pengamen masa kini, namun demikian tidak mengurangi kenikmatan bagi para pendengarnya.

Pelaku seni cokekan saat ini bisa dihitung dengan jari tangan, mereka berkarya seni sebetulnya bukan karena hanya telah memiliki dan mencintai seni cokekan akan tetapi juga karena tuntutan ekonomi agar supaya asap dapurnya tetap ngebul.

Untuk melestarikan seni cokekan, Royal Ambabrrukmo bekerja sama dengan Sanggar Dhalang Panuntun, Bantul dan juga didukung oleh BPD PHRI Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan pergelaran seni cokekan di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo, Rabu (18/7/2012) mulai jam 16.30 sampai 18.30 WIB.

"Tujuan dari penyelenggaraan acara tersebut untuk melestarikan seni musik cokekan dan memperkenalkan kembali kepada masyarakat luas mengenai seni musik cokekan. Kami menghadirkan cokekan di hotel, selain sebagai salah satu hiburan untuk para tamu hotel, juga untuk ikut mempromosikan dan melestarikan seni cokekan yang hampir punah," ungkap L Sudarsana, General Manager Royal Ambarrukmo Yogyakarta.

Sudarsana sangat antusias sekali dengan semua kegiatan yang mengangkat kebudayaan tradisional. Sebelumnya di Pendopo  Agung pernah digelar kegiatan belajar bahasa Jawa, komunitas suling bambu, dolanan anak, theater perempuan, belajar tari klasik, belajar macapatan, jemparingan, dan lain sebagainya.

Bahkan belum lama ini, suling bambu juga telah mengadakan pergelaran di Pendopo Agung. "Royal Ambarrukmo akan memaksimalkan semua kegiatan atau aktivitas yang berbau tradisional di Pendopo Agung dan menghidupkan lagi kegiatan yang dulu pernah ada agar dapat kembali dinikmati masyarakat luas," tambah Sudarsana. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com