Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paduan Pas Papeda dan Kuah Kuning

Kompas.com - 21/07/2012, 07:49 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – “Lagi di Sentani? Jangan lupa makan papeda di Yougwa,” tutur seorang teman yang pernah lama tinggal di Jayapura. Restoran Yougwa memang tempat makan favorit para wisatawan saat bertandang ke Danau Sentani. Papeda  berwarna bening keputihan layaknya warna susu dengan tekstur seperti lem.

Cara mengambil papeda pun khas. Harus menggunakan dua garpu panjang dari kayu. Setelah itu papeda digulung-gulung dengan garpu baru ditaruh di piring. Jangan lupa piring untuk mewadahi papeda sebelumnya disirami dengan kuah agar piring basah. Barulah papeda diletakkan di piring.

Jika tanpa kuah, papeda akan lengket di piring dan susah untuk dimakan. Kemudian, papeda kembali diguyur dengan kuah ikan. Rasanya? Terasa asing jika pengalaman makan papeda merupakan kali pertama.

Namun, jika terbiasa, rasa papeda akan membuat Anda rindu. Apalagi jika ikan yang digunakan untuk kuah ikan gabus yang berasal dari danau.

Di restoran Yougwa, papeda dan kuah kuning ikan menjadi menu andalan restoran tersebut. Anda harus mencobanya jika berkesempatan mampir ke Danau Sentani di Jayapura, Papua.

Rumah makan terbuat dari kayu itu ibarat mengapung di Danau Sentani. Ya, letaknya persis di tepian danau, sehingga tamu yang makan bisa sambil menikmati panorama Danau Sentani yang cantik.

Tak sekadar pemandangan, ikan dari danau pun memiliki cita rasa menyegarkan dan tak berbau tanah, pun amis. Ikan yang ditangkap dari danau yang luas memang mendapatkan sirkulasi udara yang lebih baik sehingga tak berbau tanah.

Ikan yang dipakai bisa gabus, kakap merah, atau bobara yang lebih dikenal dengan sebutan ikan kue. Namun, saya pilih ikan gabus. Teksturnya yang lembut namun tak mudah hancur berpadu pas dengan papeda yang lengket seperti bubur.

Apalagi ikan dimasak dalam kuah kuning asam, makin memperkaya rasa papeda yang cenderung terasa polos dengan sentuhan sedikit gurih dari garam. Papeda memang dimasak dari tepung sagu yang diberi sedikit garam.

Rasanya semakin nikmat jika ditambahkan kuah. Nah, “pengantin” paling cocok bagi papeda adalah kuah kuning itu tadi. Dengan rasa asam dari lemon cui dan tomat serta aroma harum dari kemangi, menambah kesegaran kuah.

Dalam satu gigitan, kolaborasi papeda, ikan, dan kuah, lumer di mulut. Tak perlu mengunyah terlalu berat, lama-lama hancur sendiri.

Jika memakan papeda menjadi pengalaman pertama, sensasi lengket, kenyal, dan hampir tanpa rasa, mungkin terasa aneh. Namun jika sudah terbiasa, siap-siap ketagihan.

Sebagai teman makan, Anda bisa saja menambahkan sambal terasi atau sambal dabu-dabu yang berupa irisan tomat apel dan bawang yang dicampur perasan lemon cui. Hati-hati jangan kebanyakan, bisa-bisa Anda tersedak, sebab cara memakan papeda biasanya memang diseruput.

Jangan lupa untuk memesan tumisan bunga pepaya di restoran Yougwa. Selain itu, ikan gabus goreng tepung juga patut Anda coba. Restoran ini berada di Jalan Raya Sentani-Abepura. Dari Bandara Sentani cukup ditempuh selama lima menit. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com