Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2012, 15:41 WIB
EditorI Made Asdhiana

M Clara Wresti

INGIN melihat segala jenis tanaman yang ada di dunia hanya di satu tempat? Menikmati tanaman tanpa harus tersengat Matahari? Tanaman padang pasir, tanaman tropis, ataupun tanaman di daerah pegunungan yang tinggi bisa dinikmati di satu tempat, yakni di Garden by the Bay, Singapura.

Singapura memang negeri kecil dan nyaris tidak mempunyai kekayaan alam. Namun, Singapura adalah negara kaya yang bisa mewujudkan apa yang tidak dipunyainya.

Akhir Juni lalu, Singapura meresmikan sebuah taman yang cukup luas, yakni Garden by the Bay. Taman ini bukan sekadar taman, melainkan taman yang mewujudkan impian Singapura menjadi kota di tengah taman.

Kesadaran bahwa negaranya hanya memiliki lahan sempit, sementara Singapura ingin memberikan segalanya bagi warganya dan bagi wisatawan, maka inovasi yang luar biasa dilakukan Singapura.

Dengan luas yang mencapai 101 hektar, Garden by the Bay memberikan suasana yang berbeda akan sebuah taman. Taman yang dibuat di atas tanah reklamasi ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni Bay South, Bay East, dan Bay Central. Saat ini bagian yang baru dibuka adalah Bay South.

Bay South merupakan taman yang paling luas dibanding dua taman yang lain. Luasnya mencapai 54 hektar dan terdiri dari dua dome (rumah kaca) besar dan taman terbuka hijau yang di dalamnya terdapat 18 Supertree (pohon raksasa). Kedua dome itu berisi ribuan tanaman yang berasal dari daerah tinggi. Suhu di dome itu sangat diatur kelembabannya. Bahkan, di dome Cloud Forest pengunjung langsung diterpa udara sejuk berkabut seperti hawa pegunungan pada pagi hari.

Sebuah air terjun buatan yang mengalir dari ketinggian 35 meter akan menyita perhatian pengunjung. Selain itu, pengunjung akan terpana melihat koleksi tanaman yang terancam punah seperti nepenthes (tanaman pemakan serangga, kantong semar) dan anggrek hutan. Tanaman-tanaman ini terancam punah karena perubahan iklim dan ulah manusia.

Di rumah kaca ini semua tanaman ini terlihat sangat subur dan sehat. Menurut Goh Kim Chai, Manager Corporate Communications Urban Redevelopment Authority, pembangunan Garden by the Bay ini memakan waktu delapan tahun, dan membuat tanaman ini menjadi sehat membutuhkan waktu yang cukup lama.

Uniknya, pengunjung bisa naik hingga ke puncak air terjun dengan menggunakan lift. Lalu berjalan turun melalui koridor besi yang dibuat mengelilingi air terjun. Koridor besi ini mengingatkan TV Tower di Kota Shanghai, di mana pengunjung bisa berjalan sambil melihat apa yang terjadi di bawah. Dengan demikian, pengunjung merasa seolah-olah sedang berjalan di udara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Komunitas Balon Wonosobo Akan Gelar Festival Balon Udara di Purwokerto

Komunitas Balon Wonosobo Akan Gelar Festival Balon Udara di Purwokerto

Travel Update
Monas Week Digelar per 1 Juni 2023, Ada Video Mapping dan Air Mancur

Monas Week Digelar per 1 Juni 2023, Ada Video Mapping dan Air Mancur

Travel Update
Melihat Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Cagar Budaya yang Tak Terawat

Melihat Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Cagar Budaya yang Tak Terawat

Jalan Jalan
7 Fakta Sejarah Banda Neira, Surga di Timur Indonesia 

7 Fakta Sejarah Banda Neira, Surga di Timur Indonesia 

Jalan Jalan
7 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di OMAH Library, Tidak Hanya Baca Buku

7 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di OMAH Library, Tidak Hanya Baca Buku

Jalan Jalan
Singapore Airlines Beri WiFi Gratis Tanpa Batas untuk Semua Kelas Kabin

Singapore Airlines Beri WiFi Gratis Tanpa Batas untuk Semua Kelas Kabin

Travel Update
Kronologi Pesawat Garuda Rute Manado-Jakarta yang Alami Gangguan Mesin

Kronologi Pesawat Garuda Rute Manado-Jakarta yang Alami Gangguan Mesin

Travel Update
Okupansi Hotel di DIY Saat Libur Panjang Waisak Diprediksi Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Okupansi Hotel di DIY Saat Libur Panjang Waisak Diprediksi Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Travel Update
Panduan Lengkap ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Rangkasbitung

Panduan Lengkap ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Rangkasbitung

Travel Tips
Bersantai Sambil Baca Buku di OMAH Library, Nyaman seperti di Rumah

Bersantai Sambil Baca Buku di OMAH Library, Nyaman seperti di Rumah

Jalan Jalan
7 Perubahan Perjalanan Kereta Api per 1 Juni Berdasarkan Gapeka 2023

7 Perubahan Perjalanan Kereta Api per 1 Juni Berdasarkan Gapeka 2023

Travel Update
5 Tips Datang ke Animalium BRIN, Datang pada Hari yang Pas

5 Tips Datang ke Animalium BRIN, Datang pada Hari yang Pas

Travel Tips
Apakah Boleh Bawa Makanan ke Perpustakaan Nasional?

Apakah Boleh Bawa Makanan ke Perpustakaan Nasional?

Travel Tips
Viral di Twitter, di Mana Letak Banda Neira?

Viral di Twitter, di Mana Letak Banda Neira?

Jalan Jalan
Cara Menuju ke OMAH Library di Tangerang, Harus Sambung Ojek Online

Cara Menuju ke OMAH Library di Tangerang, Harus Sambung Ojek Online

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+