Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Batik Targetkan Peningkatan Omzet 100 Persen

Kompas.com - 26/07/2012, 20:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengusaha batik menargetkan kenaikan omzet penjualan hingga 100 persen pada Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri 2012 karena peningkatan permintaan yang terus bertambah.

"Omzet pada bulan puasa memang terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun," kata pengusaha batik Adriana Debora di Jakarta, Kamis (26/7/2012).

Adriana mengatakan, berdasarkan pengalaman pada Ramadhan sebelumnya, dirinya dapat meraih omzet hingga Rp 150 juta. Padahal, pada bulan lainnya, omzetnya hanya Rp 60 juta. Menurut dia, omzet yang didapat pada Ramadhan 2012 jauh lebih meningkat dibandingkan dengan Ramadhan 2011, yakni hanya Rp 50 juta.

"Bulan puasa tahun lalu saya promosinya hanya ke kantor-kantor, tapi sekarang dengan mengikuti pameran seperti ini, hasilnya jauh lebih menguntungkan," katanya.

Ia mengatakan, pesanan paling banyak adalah dari Balikpapan, Kalimantan Timur.  "Selain mengikuti pameran, saya juga mempromosikan ke luar kota karena permintaannya lebih banyak," katanya.

Hal itu merupakan upaya Adriana dalam memasarkan produknya tersebut karena semakin ketatnya persaingan industri batik di Jakarta. Ia menjual per potongnya mulai dari Rp 280.000 hingga Rp1 juta untuk batik tulis. Sementara itu, dia mematok harga mulai Rp 60.000 hingga Rp 600.000 untuk batik cap dan campuran.

Hal sama juga dikatakan Nailil Rohman, pegawai pemasaran salah satu usaha batik dari Semarang. Menurut dia, selama Ramadhan, omzet usahanya meningkat hingga 60 persen dibandingkan bulan lainnya.

Nailil menjelaskan, dirinya bisa memperoleh laba Rp 7,5 juta per hari, padahal pada hari biasa, laba yang diperolehnya hanya Rp 3,5 juta-Rp 5 juta.

Sebelumnya, Ketua Yayasan Batik Indonesia (YBI) Jultin Ginandjar Kartasasmita mengatakan, permintaan batik terus menunjukkan peningkatan, terutama setelah UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya tak benda.

"Batik Indonesia sudah ada di mana-mana dan menunjukkan perkembangan yang sangat pesat," katanya.

Dia menjelaskan, tiga tujuan YBI, yakni pelestarian, peningkatan, dan memasyarkatkan batik. "Indonesia merupakan global home batik dunia. Itu merupakan bukti posisi dan kedudukan batik Indonesia di mata dunia," katanya. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com