Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Dapur Sultan Malaysia

Kompas.com - 31/07/2012, 07:42 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Jika Malaysia selalu menyebut dirinya serumpun dengan Indonesia, memang begitulah adanya. Mari tengok saja tradisi kuliner warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi, pemakaian bumbu dan cara memasak kental dengan pengaruh dari daerah-daerah di Indonesia.

“Malaysia punya 9 kesultanan. Setiap sultan atau raja memiliki kuliner warisan masing-masing. Tiap kesultanan mendapat pengaruh dari mana-mana. Seperti kuliner Selangor pengaruh dari Bugis, Johor pengaruh dari Riau dan Jawa. Kelantan dari Siam (Thailand), Trengganu dari Arab,” jelas Chef Wan.

Redzuawan Ismail atau dikenal sebagai Chef Wan adalah koki selebriti asal Malaysia. Tak sekadar selalu muncul di televisi, ia juga seorang duta kuliner Malaysia. Chef Wan diundang Hotel Dharmawangsa di Jakarta untuk berkolaborasi dengan Executive Chef Hotel Dharmawangsa, Chef Vindex Tengker.

Kolaborasi mereka menciptakan serangkaian menu “A Royal Culinary Heritage” atau kuliner warisan yang biasa dihidangkan di kerajaan. Selama bulan puasa, tamu bisa menikmati hidangan sarat tradisi dan sejarah dari Indonesia dan Malaysia.

Chef Wan menampilkan kuliner Malaysia seperti udang galah rendang, tahu dengan nangka, Laksa Johor Cik Zah Jais, sampai kari daging dengan cabai hijau. Sementara Chef Vindex mengangkat kuliner terinspirasi dari kerajaan-kerajaan di Indonesia.

Seperti bakasem tenggir berupa hidangan Kerajaan Majapahit, sate kerang dari Kerajaan Kasepuhan Cirebon, kari daging kambing masak rempah dari Kerajaan Deli Serdang, dan serapah daging dari Kerajaan Ubud Bali.

Chef Wan hadir di Jakarta pun tampil dalam demo memasak pada Kamis (26/7/2012) di Jakarta Restaurant, Hotel Dharmawangsa Jakarta. Walau resep-resep warisan tersebut dihidangkan bagi Sultan dan keluarga, Chef Wan tak segan berbagi rahasia di balik hidangan-hidangan tersebut.

“Kuliner yang dihidangkan di dalam istana dulunya merupakan resep-resep rahasia yang baru dihidangkan saat ada acara-acara yang berlangsung di dalam istana. Biasanya disajikan di acara pernikahan atau pelantikan raja,” ungkap Chef Wan.

Saat ini, hidangan-hidangan tersebut sudah beredar luar di masyarakat. Walau terkesan autentik dan penuh rahasia, ternyata cara memasak resep-resep itu tidak terlalu susah.

Atau, setidaknya Chef Wan menunjukkannya dengan cara termudah.  Bumbu yang dipakai pun sama seperti yang biasa digunakan untuk memasak kuliner-kuliner Indonesia.

“Kalau dari sejarah, ini pengaruh dari pernikahan juga. Ada Sultan yang menikah dengan orang Jawa, lalu kulinernya terpengaruh dari Jawa. Jadi banyak pengaruh dari Indonesia. Saat Kerajaan Majapahit, banyak yang pergi ke tanah Melayu (Malaysia) dan menetap di sana,” tuturnya.

Salah satu contohnya jelas terlihat dari menu Kuzi Kambing. Aneka rempah seperti kapulaga, cengkeh, bunga lawang, daun ketumbar, dan jahe, menjadi pemberi rasa dari menu ini. Belum lagi daun pandan dan sereh.

Tetapi, kuliner Malaysia juga banyak mendapatkan pengaruh dari India. Kuzi Kambing pun tampil seperti kari India namun dengan rempah lokal. Ia seperti perpaduan kari dan rendang. Bedanya, Chef Wan tidak menggunakan santan, malah susu evaporated dan yogurt, kedua bahan yang jelas mendapat pengaruh dari India.

“Kita gunakan juga pasta tomat. Ini unik, tomat bukan tanaman asli Malaysia, datangnya dari Eropa,” tuturnya.

Tak ketinggalan rempah kuzi yang merupakan campuran berbagai rempah berbentuk pasta yang kerap digunakan dalam kuliner Malaysia. Salah satu ciri khas dari Kuzi Kambing adalah penggunaan air ros atau air bunga mawar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com