Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berani Coba Sate Keong?

Kompas.com - 01/08/2012, 08:16 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

KOMPAS.com - Menyantap daging ayam, ikan, atau sapi sudah biasa. Tetapi sesekali cicipi kelezatan daging keong nan kenyal untuk berbuka puasa. Berani coba?

Keong sawah ternyata sangat nikmat bila dijadikan lauk makan atau hanya sekedar camilan. Kecuali Anda orang Sunda, nama sate tutut mungkin agak aneh terdengar di telinga.

Kata "tutut" berasal dari Bahasa Sunda yang berarti keong sawah. Belakangan, sate tutut menjadi kudapan favorit yang banyak dicari oleh sebagian masyarakat Jakarta. Warung-warung pinggir jalan yang menjual sate tutut mulai bermunculan di Jakarta.

Salah adalah satunya Sate Toetoet Ibu Sumartini. Warung ini berlokasi di pinggir Jembatan Tol Jagorawi, Cililitan, Jakarta Timur. Pemiliknya sepasang suami-istri bernama Hironimus dan Suhartini.

"Sate ini namanya sate toetoet untuk membedakan dengan yang lain," ungkap Hironimus.

Sesuai namanya, sate tutut menggunakan bahan utama keong sawah yang diolah. Keong sawah didapat dari para produsen dari berbagai daerah seperti Cirebon, Depok, dan daerah lain.

"Yang kami pilih keong kualitas terbaik, dari macam-macam daerah Cirebon, Depok, banyak lah," katanya.

Dalam pembuatan sate, sebelumnya keong dipilih yang besar-besar. Kemudian keong dicuci dengan cara direndam. Kemudian, daging dicungkil dari cangkangnya. Baru setelah itu, daging ditumis. Satu tusuk sate, terdiri dari lima sampai enam daging keong.

Selain sate, ada juga sup tutut. Bahannya tidak berbeda dengan sate, yaitu keong sawah namun dipilih yang kecil-kecil. Keong dicuci bersih kemudian direbus dengan berbagai bumbu seperti kunyit, lengkuas, dan daun sereh.

Salah satu trik Hironimus dalam mengolah keong adalah dengan merendamnya menggunakan air beras. Ia lakukan hal tersebut untuk menghilangkan rasa amis dan kotoran-kotoran yang menempel di keong.

"Kami juga tidak pakai mecin, jadi semuanya alami dari bumbu rempah," tambah Suhartini.

Rasa sup yang sangat segar berasal dari rempah-rempah yang menjadi bumbunya. Rasa keong atau tutut sangat nikmat dan kenyal, tambahan bumbu yang menyatu dengan daging.

Saat menikmati sate maupun sup, makin mantap jika dilengkapi dengan sambal kacang yang diberi sedikit perasan jeruk nipis dan kecap. Selain nikmat, tutut juga dipercaya memiliki khasiat lain yaitu sebagai obat liver, maag, dan hepatitis B.

Hironimus mengaku beberapa waktu lalu dirinya menderita penyakit liver akut, bahkan hampir meninggal. Namun, setelah rutin mengonsumsi sup keong, lama kelamaan sakitnya membaik.

Layaknya pedagang pinggir jalan, jangan kaget saat melihat warung Sate Toetoet Suhartini ini.  Ia menjadikan bagasi mobil sebagai warung sate, pengunjung yang datang dapat menyantap sate dengan lesehan di trotoar jalan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com