Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wader di Tepian Gajah Mungkur

Kompas.com - 02/08/2012, 07:50 WIB

Setelah kondisinya pulih, Slamet dan istrinya, Suyatmi (50), membuka warung tenda sekadar untuk melanjutkan hidup. Menu yang mereka sediakan antara lain nasi, wader goreng, dan masakan sederhana lainnya. Warung tersebut sedikit demi sedikit berkembang. Warung tenda itu pun berubah menjadi warung semipermanen. ”Saya dibantu teman-teman sesama pebinis travel. Mereka sering membawa tamu untuk makan wader goreng di warung saya,” ujarnya.

Setelah pelanggan kian banyak, Slamet pun mendirikan dua warung Sari Raras dalam ukuran lebih besar. Yang satu bisa menampung 200 tamu sekaligus dalam satu bersamaan, satunya lagi bisa menampung sekitar 50 tamu. Kedua warung itu kini dikelola 13 karyawan.

Dari bisnis wader goreng, Slamet merambah ke bisnis lain, seperti pengolahan tepung ikan untuk pakan ternak, toko sandang-pangan, dan toko material. ”Ini semua berkah wader dari Waduk Gajah Mungkur,” ujarnya.

Berkah Gajah Mungkur itu tidak hanya dinikmati pemilik warung makan seperti Slamet, tetapi juga karyawan warung dan para penangkap wader.

Sepanjang air Waduk Gajah Mungkur belum surut, berkah wader akan mengalir meski kemarau yang kerontang telah datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com