Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelajah Museum pada Malam Hari

Kompas.com - 14/08/2012, 11:56 WIB

KOMPAS.com - Selain sebagai ”Kota Pelajar”, Yogyakarta juga terkenal sebagai tujuan wisata. Belakangan ini muncul paket wisata baru, Yogyakarta Night at the Museum. Sebuah paket wisata jelajah malam museum yang diperuntukkan bagi kawula muda.

Awalnya, kegiatan yang dibuka pada akhir Maret lalu itu digagas empat mahasiswa Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, dan seorang mahasiswa Jurusan Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Ide itu diilhami film Night at the Museum yang antara lain dibintangi Ben Stiller. Dalam film ini, benda-benda museum bisa hidup, bergerak ke sana kemari, dan berbicara satu sama lain. Museum jadi begitu luas, terang, dan ramai. Dari film itu muncul kesedihan. Ada fakta, betapa berbedanya keadaan museum di Indonesia dan di luar negeri.

Selama ini, tujuan wisata masih terfokus pada wisata alam Parangtritis, wisata belanja Malioboro, dan wisata sejarah, seperti Candi Prambanan yang dikemas ”begitu-begitu” saja. Dari sinilah mereka menyadari, sebenarnya ada potensi besar yang dimiliki museum.

Mereka mencari cara untuk mengubah museum dari stigma ”membosankan” menjadi tempat belajar sejarah sekaligus tujuan wisata yang menarik. Maka, tercetuslah konsep kegiatan Night at the Museum di kota yang mempunyai 33 museum itu.

Wisata edukasi

Realisasi program pemerintah yang bertema ”Gerakan Nasional Cinta Museum” masih tertatih-tatih. Untuk itulah, penyelenggara sengaja mengonsep Yogyakarta Night at the Museum menjadi acara edukasi yang tak menghilangkan kesan ”senang-senang” bagi kalangan muda.

Kegiatan jelajah biasanya diadakan di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Sabtu, mulai pukul 20.00 dan selesai sekitar pukul 22.00. Museum Benteng Vredeburg sengaja dipilih karena tempatnya strategis, luas, dan asri. Selain itu, bangunannya juga relatif masih asli dan fasilitasnya memadai. Waktu malam hari dipilih untuk menarik minat kawula muda.

Tentu saja berkeliling museum pada malam hari memberikan sensasi yang berbeda. Namun, menurut Bahtiar Saiful Hidayat, anggota staf Marketing Yogyakarta Night at the Museum, pihak penyelenggara bisa menggelar kegiatan di luar waktu tersebut jika ada rombongan yang menginginkan.

”Jika ada rombongan yang ingin berjelajah, bisa menghubungi bagian pemasaran yang nomornya tertera di brosur atau bisa juga lewat Facebook. Kami akan melayani dan menggelar jelajah malam ataupun siang,” kata Bahtiar.

Dengan sebotol air mineral dan sebuah senter, perjalanan para peserta yang ditarik biaya Rp 15.000 per orang itu dimulai. Mereka ditemani pemandu wisata. Biasanya peserta dibagi menjadi beberapa tim. Setiap tim dipandu seorang pemandu wisata. Mereka menjelajah dengan rute yang berbeda-beda dan mendapat penjelasan tentang sejarah museum.

Di Museum Benteng Vredeburg, rute jelajah biasanya dimulai dari taman, lalu masuk Diorama I dan II. Diorama I bercerita mengenai sejarah masa pergerakan nasional dan pada Diorama II peserta diajak bernostalgia ke zaman awal kemerdekaan. Pada Diorama I ada patung orang yang mengenakan pakaian tradisional dan membawa tombak, mirip dengan orang hidup.

Dengan antusias, para peserta mendengarkan pemandu wisata yang menyampaikan penjelasan dengan gaya santai. Menyusuri bagian atas benteng, peserta diajak melihat letak keempat bastion benteng.

”Sego” kucing

Peserta lalu diajak kembali ke taman alias rute terakhir. Namun, karena setiap tim tak menempuh rute yang sama dalam satu waktu, biasanya rutenya dibalik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com