Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sedih WNI di Perantauan...

Kompas.com - 08/09/2012, 07:15 WIB

Seperti jika terjadi kesulitan dari mulai masalah administrasi hingga rumah tangga. Bahkan, informasi penting lainnya yang memudahkan kita sebagai warga indonesia di negara asing.

Tentu saja kasus, meninggalnya wanita Indonesia itu saya bicarakan dan meminta jalan keluar seandainya kasus serupa terjadi, dimana adanya WNI yang dibawa, lalu ditelantarkan atau tak dilaporkan keberadaannya oleh pasangan mereka, apakah jalan yang harus diambil?

Rupanya, kasus seperti yang saya lontarkan di acara tersebut bukan untuk yang pertama kalinya. Hanya selama ini tak sampai berakhir kepada cerita tragis. Karena para pihak KBRI dan KJRI, di masa ini, sudah dapat berdiplomasi dengan mesra dengan negara setempat.

Hingga, istilahnya main deportasi bisa dihindari, jika memang masih ada jalan keluar yang terbaik. Bantuan, dari mulai penyelesaian dengan orang yang membawanya, hingga antara Indonesia dengan pihak pemerintah setempat, selalu diusahakan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Namun, memang jalan keluar positif itu bisa diraih jika kita warga Indonesia sendiri yang mau turut berpartisipasi. Saling membantu. Misalnya kasus sedih yang saya utarakan itu bisa saja dihindari seandainya ada salah satu dari kenalannya yang memberikan kabar kepada pihak wakil pemerintahan Indonesia.

Bukan bermaksud untuk mengadu, tentunya. Karena KJRI sendiri menyatakan bukan hak mereka untuk menghakimi, namun mencari jalan keluar yang terbaik.

Pernah kejadian ditelantarkannya wanita Indonesia di Perancis juga terjadi. Untungnya, berkat dorongan dari kenalannya itulah dia akhirnya berani mengadukan masalah kesulitan yang dialaminya kepada KJRI. Hingga para wakil setempat, langsung bergerak untuk memberikan perlindungan kepada wanita tersebut.

Kasus lainnya yang sering terjadi juga berupa penipuan anak buah kapal. Diberangkatkan seolah akan dipekerjakan dalam sebuah kapal, ternyata pada akhirnya, ditelantarkan setelah uang terkuras habis. Dalam kasus inilah, mengapa pentingnya, mengetahui dengan jelas, informasi lengkap perwakilan Indonesia di negara yang akan kita datangi. Berjaga-jaga, jika musibah datang.

Para pelajar yang berniat menimba ilmu di negara asing pun, langkah yang harus dilakukan saat kedatangan adalah lapor diri. Dengan pemberitahuan inilah, maka berbagai informasi bisa kita dapatkan. Dari mulai perkumpulan para pelajar Indonesia di negara setempat, hingga proses administrasi lainnya.

Dengan melaporkan diri, kita juga jadi mengetahui banyak hal yang rasanya tak terlintas dibenak untuk menjadi patokan dan masukan kita, selama bermukim di luar negeri. Misalnya saya, berkat lapor diri saat saya datang ke Perancis, perkumpulan masyarakat Indonesia bisa saya dapatkan di kota saya, hingga tak lagi merasa terlalu sendiri di perantauan.

Lalu, karena nama saya telah tercatat, maka setiap kali dilaksanakan sebuah acara sosialisasi, acara nasional (kemerdekaan, keagamaan dll), maka biasanya saya akan mendapatkan undangan untuk hadir di KJRI.

Di acara seperti inilah, kita menjadi mengenal lebih jauh, beberapa pasangan campuran, pelajar yang sedang menimba ilmu hingga undangan untuk acara bazar makanan dan produk Indonesia lainnya bisa kita dapatkan.  Tak berarti kita juga dipaksa harus selalu aktif dalam setiap kegiatan.

Hanya, jika kita berada di perantauan, kita memang harus lebih waspada tiga kali lipat. Janganlah hanya datang atau melaporkan saat situasi sudah rawan. Paspor habis, lupa diperpanjang, sementara akan pulang kampung, barulah terbirit-birit meminta bantuan kepada KBRI atau KJRI setempat.

Atau seperti kasus seorang pelajar Indonesia yang berada di kota saya, hampir tak bisa meneruskan kuliahnya karena lupa memperpanjang paspornya, sementara untuk memperpanjang izin tinggalnya di Perancis ini, salah satu syarat yang dibutuhkan adalah paspor yang masih berlaku. Jadilah pelajar dibuat tunggang langgang, kerepotan mengurus segalanya dan masalahnya. Pasalnya selama berada di Prancis, pelajar tersebut tak pernah melaporkan keberadaanya kepada pihak KJRI.

Untung saja, pihak konsulat berhasil menyelesaikan secara cepat. Hingga sang pelajar, dapat meneruskan pendidikannya kembali, hanya harus dengan proses, merepotkan semua pihak dan stres luar biasa.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com