Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Cara China Mengail Turis

Kompas.com - 08/09/2012, 17:10 WIB
Abun Sanda

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Deretan rumah satu lantai di Provinsi Guandong itu terkesan sederhana dan tidak banyak berbeda dengan gedung-gedung tua di sekitarnya. Akan tetapi ketika memasuki rumah itu, barulah terasa bahwa rumah-rumah itu pernah menjadi tempat hunian sejumlah warga Guandong yang pernah meraih prestasi, misalnya pebisnis ulung, olahragawan kelas dunia, istri orang terkemuka, penemu dan sebagainya.

Ada pula panggung kecil tempat pertunjukan kesenian, lalu di depan panggung diletakkan bangku-bangku panjang terbuat dari kayu oak dan jati.

 Delapan belas wartawan Asia, termasuk Kompas, yang diundang pemerintah China berkunjung ke daratan besar itu, terkagum-kagum. Terasa benar betapa China mengerahkan segala daya kreasi untuk membuat seluruh wilayah negeri Tirai Bambu itu mempunyai keunikan dan peninggalan sejarah yang patut dikunjungi.

Artinya, China tidak hanya menjual Tembok China, Kota Terlarang, Tien An Men, Maosoleum Mao, Xi'an, Shanghai, Tibet dan sebagainya, tetapi juga potensi lain di seluruh provinsi. Dan pemerintah China sangat serius menggarap semua obyek wisata. Infrastruktur dibangun dangat modern, obyek wisata direhabilitasi, dilengkapi toko-toko pernak-pernik, pemandu wisata, sarana transportasi, informasi tertulis dalam beberapa bahasa, dan sebagainya.

Di Danau Pohai misalnya, di buat air mancur aneka warna yang spektakuler, arena bermain kelas dunia, hotel-hotel elok, pusat-pusat perbelanjaan, dan jalur pendakian bukit-bukit di tepi Pohai yang mengagumkan. Infrastruktur yang ada sangat berkelas sehingga turis dapat menikmati pesona alam di danau termasyhur itu.

Vietnam, negara yang tengah bangkit juga melakukan hal yang sama. Vietnam yang jejak sejarahnya tidak se-spektakuler China, sukses merawat hampir semua peninggalan bersejarahnya, termasuk gereja, kuil, benteng dan bekas-bekas kegiatan rakyat. Bayangkan bekas tungku pabrik bata, bisa dirawat sedemikian rupa, sehingga tampak menawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com