Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Aktif Menjaga TWA Menipo

Kompas.com - 10/09/2012, 15:19 WIB
Frans Sarong

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com -- Masyarakat Desa Enoraen di Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), terutama yang perkampungannya di sekitar Taman Wisata Alam (TWA) Menipo, selalu aktif mengamankan kawasan tersebut. Sikap positif itu menjadi faktor pendukung hingga keberadaan berbagai jenis satwa dalam kawasan TWA itu relatif terjaga.          

Kepala Balai Besar Koservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT, Wiratno menyatakan, petugasnya di lapangan terbantu karena sikap masyarakat sekitarnya yang aktif mendukung pengamanan kawasan TWA Menipo. Belum diketahui secara pasti kemungkinan adanya mitologi khusus yang mendasari sikap masyarakat tersebut. "Yang pasti tanpa petugas pun, masyarakat selalu berupaya menjaga kawasan itu dari perburuan liar atau kemungkinan terjadinya kebakaran," kata Wiratno, Senin (10/9/2012) di Kupang.

Kawasan pantai Menipo seluas 2.449,50 hektar, persisnya berlokasi di tepi timur bagian selatan wilayah Kabupaten Kupang. Keberadaan kawasannya menyimpan daya tarik sendiri karena berubah menjadi gundukan pulau saat pasang naik. Sebaliknya menjadi bagian daratan Pulau Timor saat pasang surut.

Kawasan itu ditetapkan menjadi TWA Menipo pada 28 Desember 1992. Jaraknya  dari Kota Kupang sekitar 119 km bila melalui jalur Oesao-Oekabiti-Ponain-Tesbatan-Bikoen. Alternatif lain, melalui Batuputih (wilayah kabupaten tetangga, Timor Tengah Selatan), namun jaraknya dari Kota Kupang lebih jauh atau menjadi sekitar 124 km.

TWA Menipo merupakan habitat sejumlah satwa, di antaranya rusa timor (Cervus timorensis), kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata) buaya muara (Crocodylus porosus), kalong (Pteropus vampyrus) dan lainnya.

Khusus rusa timor, berdasarkan inventarisasi BBKSDA NTT di Kupang, populasinya pada tahun 1984 berjumlah 244 ekor dan meningkat menjadi 329 ekor tahun 2011. "Menjelajahi kawasan Menipo relatif tidak sulit menemukan kawanan rusa timor. Kesaksian itu mendorong kami untuk melakukan pendataan ulang karena sangat mungkin populasinya lebih banyak dari catatan yang ada," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com