Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menarik Minat Wisatawan Kapal Pesiar

Kompas.com - 02/10/2012, 15:27 WIB

KOMPAS.com - Kota Shanghai, China, pada Kamis (27/9/2012) siang begitu cerah. Sungai Huangpu yang membelah Kota Shanghai tak pernah sepi dari lalu lalang kapal berbagai ukuran dan mengangkut berbagai keperluan. Kadang terlihat kapal pengangkut pasir hilir mudik. Sementara kapal yang mengangkut wisatawan tak kalah sibuk berkeliling di sungai ini. Sungai Huangpu sungguh terlihat hidup, seirama dengan denyut nadi pembangunan di Shanghai yang selalu dan terus bergerak tak mau ketinggalan dengan kota bisnis dan kota wisata di dunia.

Selama tiga hari, mulai Rabu (26/9/2012) hingga Jumat (28/9/2012) di Shanghai Port International Cruise Terminal berlangsung acara Seatrade All Asia Cruise Convention ke-3. Inilah ajang tahunan industri kapal pesiar yang dihadiri operator kapal pesiar, operator pelabuhan, daerah tujuan kapal pesiar dan berbagai industri penunjang lainnya.

Karena temanya menyangkut kapal pesiar, maka di dermaga tempat konvensi berlangsung bersandar kapal pesiar Legend of the Seas. Kapal pesiar ini pernah sandar di Pelabuhan Benoa, Bali, pada pertengahan Januari 2012.

Menurut General Manager Pelabuhan Benoa, Iwan Sabatini, kapal sepanjang 264 meter itu saat singgah di Benoa membawa 2.300 wisatawan dan berada di Bali selama tiga hari.

"Kami melakukan pendalaman kolam mencapai 12 meter dan pelebaran alur mencapai 150 meter pada alur keluar masuk kapal. Sehingga Pelabuhan Benoa siap menerima kunjungan kapal-kapal pesiar lebih besar lagi," kata Iwan yang juga turut hadir di Shanghai.

Bagi Indonesia, Seatrade All Asia Cruise Convention di Shanghai ini jelas acara penting. Pasalnya sebagai negara maritim terbesar di dunia dengan kekayaan alam, budaya dan kreativitas masyarakatnya, sungguh ironis jika Indonesia tidak bisa memetik manfaat yang sebesar-besarnya dalam menarik kedatangan kapal pesiar untuk mengunjungi beragam obyek-obyek wisata menarik yang tersebar dari Aceh sampai Papua. Negara-negara yang tidak memiliki pulau sebanyak Indonesia justru memetik keuntungan dengan kedatangan kepal pesiar berukuran sedang maupun besar yang membawa wisatawan.

Untuk mempromosikan keindahan Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendirikan stan di Seatrade All Asia Cruise Convention. Stan Indonesia berukuran 12 meter persegi dengan tipe shell scheme ini menampilkan obyek wisata mulai dari Tanah Lot (Bali), Toraja (Sulawesi Selatan) serta Danau Toba (Sumatera Utara).

Selain itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu hadir di Shanghai. Menparekraf tiba di Shanghai setelah melakukan perjalanan ke Jepang dan Korea Selatan. Kehadiran Mari di Shanghai disamping memenuhi undangan sebagai salah satu pembicara pada Cruise Covention juga dimanfaatkan bertemu dengan para pelaku industri kapal pesiar kelas dunia seperti Royal Caribbean Cruise Line, Shore Operations-Europe & Ecotics Princes Cruise, dan Global Port Turki. Tujuan dari pertemuan tersebut adalah difokuskan untuk meningkatkan kunjungan kapal pesiar ke Indonesia selain mempersiapkan infrastruktur pelabuhan dalam menampung kedatangan kapal pesiar tersebut.

Saat berbicara pada sesi "New Asian Itineraries and Destinations", Kamis (27/9/2012), Menparekraf memaparkan strategi Indonesia dalam mengembangkan wisata kapal pesiar sehingga mampu menyedot wisatawan berbondong-bondong datang ke Indonesia.

Menurut Mari, wisata kapal pesiar merupakan salah satu dari tujuh wisata minat khusus yang menjadi fokus pengembangan pariwisata Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) 2012-2014.

Data mengungkapkan, pada tahun 2012 jumlah penumpang kapal pesiar ke Indonesia mencapai 114.000 penumpang dengan jumlah cruise calls sebanyak 214 calls yang tersebar di Nusa Tenggara (23 persen), Papua (16 persen), Bali (15 persen), Sumatera (15 persen), Jawa (13 persen), Sulawesi (7 persen), Kalimantan (6 persen), dan Maluku (5 persen).

Menparekraf optimistis bahwa pengembangan wisata kapal pesiar di Indonesia memiliki prospek cerah karena pesatnya pertumbuhan kelas menengah di Asia dan Australia sebagai pasar utama wisata cruise Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari tingginya permintaan akan kapal pesiar ke Indonesia dengan perencanaan pertumbuhan jumlah penumpang kapal pesiar ke Indonesia yang mencapai 160.000 penumpang dengan cruise calls sebanyak 300 calls pada tahun 2013 atau meningkat 40 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

Untuk meyakinkan peserta konvensi mengenai keseriusan Indonesia mengembangkan wisata kapal pesiar, Mari kemudian memaparkan strategi terkoordinasi antarkementerian dan lembaga terkait yang terdiri dari strategi pemasaran, pengembangan fasilitas kapal pesiar, pengembangan destinasi wisata, serta pembentukan kelompok kerja khusus pengembangan wisata kapal pesiar yang melibatkan seluruh sektor dan pemangku kepentingan.

"Pada akhir tahun 2013 ditargetkan akan selesai pembangunan 5 pelabuhan yang dapat menampung kapal pesiar berukuran 320 meter, yaitu di Sabang, Belawan, Jakarta, Surabaya, dan Benoa bila pengerukan dapat selesai sesuai dengan rencana," kata Mari seraya mengakui bahwa infrastruktur merupakan kendala terbesar untuk mengembangkan wisata kapal pesiar ini.

Selanjutnya, sambung Mari, pada akhir 2014 diharapkan juga akan rampung 3 pelabuhan tambahan, yaitu di Semarang (Jawa Tengah), Probolinggo (Jawa Timur), dan Celukan Bawang (Bali) yang mampu menampung kapal pesiar dalam kapasitas yang sangat besar untuk merapat di Lombok (NTB), Tanah Ampo (Bali), dan Komodo (NTT).

Untuk mewujudkan ambisi Indonesia menjadi destinasi kapal pesiar yang berkelanjutan dan berkelas dunia, Mari juga menekankan empat hal utama dalam pengembangan destinasi wisata tersebut, yaitu (1) Pengembangan produk dan aktivitas wisata, (2) Peningkatan infrastruktur, terutama konektivitas dan peningkatan standard pelabuhan, (3) Melestarikan identitas budaya, dan (4) Memberdayakan masyarakat lokal dalam mengembangkan destinasi wisata kapal pesiar.

Kini saatnya pariwisata Indonesia memperoleh manfaat dari wisata kapal pesiar. Lebih-lebih lagi, posisi Indonesia yang berada diantara benua Asia dan Australia sudah sepantasnya tidak hanya sebagai "numpang lewat" kapal pesiar yang membawa wisatawan berkantung tebal bolak-balik antara Asia dan Australia.

Pemerintah harus berbuat optimal dan bersinergi untuk menjaring lebih banyak lagi kedatangan kapal pesiar menyinggahi pulau-pulau eksotis yang banyak tersebar di Tanah Air. Keberadaan pelabuhan, fasilitas terminal, kelancaran dan kenyamanan pelayanan keimigrasian merupakan hal penting yang wajib dituntaskan. Tidak ada kata terlambat, segeralah berbenah mulai sekarang. Pasalnya tahun 2013, Indonesia akan kedatangan tiga kapal pesiar yakni Celebrity Solstice, Radiance of the Seas dan Diamond Princess.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com