Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/10/2012, 08:21 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pariwisata Bangli, Provinsi Bali akan terasa dampaknya akibat ditetapkannya Kaldera Gunung Batur Kintamani sebagai Global Geopark Network (GGN) atau jaringan taman bumi global oleh UNESCO.

Menurut Bupati Bangli I Made Gianyar, pihaknya menargetkan kunjungan di Danau Batur sebesar 1,5 juta wisatawan mancanegara (wisman) di tahun 2014. Di tahun 2010, kunjungan ke wisman hanya 353 ribu wisman.

"Tahun 2014, kami menargetkan 1,5 juta wisman masuk ke kawasan Danau Batur," katanya saat jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kamis (4/10/2012).

Ia menuturkan PAD (pendapatan asli daerah) dari Danau Batur di tahun 2010 sebesar Rp 800 juta. Saat ini PAD mencapai Rp 5 miliar. Ia berharap dengan target kunjungan wisman sebesar 1,5 juta, maka PAD yang diperoleh di tahun 2014 menjadi Rp 15 miliar.

Kisah sukses dari menarik kunjungan wisman akibat ditetapkan suatu kaldera menjadi Geopark oleh UNESCO, bisa mencontoh dari China. China memiliki 127 geopark. Dari geopark sebanyak itu, ada 30 geopark yang ditetapkan sebagai GGN oleh UNESCO.

"Mereka memulainya dari 2007, memperjuangkan geopark milik mereka menjadi GGN. Dari 30 GGN yang mereka punya, sekarang menghasilkan 40 juta wisman sejak menjadi GGN," kata Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Achyaruddin.

Namun, menurut Achyaruddin, dukungan pemerintah China dalam memperjuangkan geopark miliknya menjadi GGN oleh UNESCO sangat besar, termasuk urusan anggaran. Tetapi, pada akhirnya, anggaran yang dikeluarkan pun "balik modal" bahkan menguntungkan akibat arus kunjungan wisman.

Gianyar juga menuturkan bahwa masyarakat setempat juga akan diedukasi dan diberikan pelatihan mengenai Danau Batur sebagai geopark. Sebab, geopark tidak hanya mencangkup geologi, namun juga budaya dan cara hidup masyarakat setempat.

Kriteria geopark tak hanya urusan batu dan ilmu bumi, namun juga keberagaman hayati sampai budaya dan kearifan lokal yang diterapkan masyarakat yang menetap di sekitar geopark.

Salah satu pelatihan yang direncanakan pihak pemerintah daerah adalah pemanfaatan bebatuan di kawasan Danau Batur. Selama ini, masyarakat setempat menggali batu untuk dijual dengan harga murah. Padahal bebatuan di Danau Batur tergolong tua dan unik.

"Masyarakat kita latih untuk tidak menggali batu sembarangan. Nanti dibuatkan pelatihan, daripada menjual batu untuk dasar bangunan, bisa diubah menjadi suvenir yang lebih bernilai," kata Gianyar.

Ia menambahkan walaupun kawasan Danau Batur telah menjadi GNN, bukan berarti kawasan tersebut tak boleh dikembangkan. Malah sebaliknya, geopark dimanfaatkan untuk peningkatan ekonomi namun tetap dalam pakem berkelanjutan baik pelestarian alam maupun budaya. "Batu masih boleh digali. Padang golf mau dibangun bisa saja. Asal sesuai dengan konsep Geopark," katanya.

Gianyar pun berharap Danau Batur menjadi GGN UNESCO akan memberikan momentum kebangkitan kejayaan pariwisata Kintamani (Danau Batur). Ia mengaku, kawasan Kintamani memang terkenal namun mengalami penurunan kunjungan wisatawan yang signifikan. Ia juga ingin agar Danau Batur tidak akan menjadi satu-satunya geopark di Indonesia yang ditetapkan sebagai GGN oleh UNESCO.

Sementara itu, Achyaruddin menuturkan, Indonesia diberi waktu empat tahun untuk bisa memenuhi indikator yang telah disepakati dengan UNESCO. Beberapa program harus dikembangkan seperti geopark untuk pendidikan, geopark untuk riset, geopark untuk budaya, geopark untuk kepentingan perempuan, sampai geopark untuk pembangunan berkelanjutan.

"Uniknya Danau Batur adalah bisa melihat kaldera secara keseluruhan. Ke depan harus ada pengendalian tata ruang. Ada master plan-nya arah pemanfaatan geoprak agar bisa dikunjungi tanpa merusak," kata Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Sukhyar.

Batur Global Geopark terletak di sekitar gunung api aktif di Bali di timur laut Bali, di antara dua kaldera merupakan kawah vulkanik besar yang terbentuk sekitar 22 ribu tahun yang lalu. Gunung api ini bagian dari cincin api Pasifik dan membentuk sebagian dari deretan panjang gunung api aktif serupa di Indonesia.

Daerah ini kaya dengan elemen bentukan tanah vulkanik makro dan mikro yang terbentuk akibat letusan gunung api sejak ribuan tahun yang lalu. Dari segi budaya, Geopark menunjukkan budaya lokal yang berkaitan dengan budaya Hindu Bali.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jembatan Gladak Perak Lumajang Ditutup Sementara Per 25 September 2023, Kenapa?

Jembatan Gladak Perak Lumajang Ditutup Sementara Per 25 September 2023, Kenapa?

Travel Update
Hindari Menginap di Kamar Lantai Dasar Hotel, Ini Alasannya 

Hindari Menginap di Kamar Lantai Dasar Hotel, Ini Alasannya 

Hotel Story
Ingin Ikut Uji Coba Kereta Cepat dari Bandung, Bisa Naik DAMRI Gratis ke Stasiun

Ingin Ikut Uji Coba Kereta Cepat dari Bandung, Bisa Naik DAMRI Gratis ke Stasiun

Travel Update
Panduan Lengkap ke Flona 2023, Pameran Flora dan Fauna Gratis di Jakarta

Panduan Lengkap ke Flona 2023, Pameran Flora dan Fauna Gratis di Jakarta

Travel Tips
Basecamp Pendakian Jobolarangan via Wonomulyo Tutup Sementara, Antisipasi Kebakaran hutan

Basecamp Pendakian Jobolarangan via Wonomulyo Tutup Sementara, Antisipasi Kebakaran hutan

Travel Update
Ketep Pass Magelang: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik

Ketep Pass Magelang: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Jip Wisata Jelajah Rawa Pening, Nikmati Sunset hingga Susur Sungai

Jip Wisata Jelajah Rawa Pening, Nikmati Sunset hingga Susur Sungai

Jalan Jalan
Pameran Flona 2023 Jadi Tempat Kenalkan Tanaman dan Hewan ke Anak

Pameran Flona 2023 Jadi Tempat Kenalkan Tanaman dan Hewan ke Anak

Travel Update
Tutup Sementara, Ketahui 6 Fakta Unik Patung Merlion Singapura

Tutup Sementara, Ketahui 6 Fakta Unik Patung Merlion Singapura

Jalan Jalan
Penutupan Bromo Akibat Kebakaran Tak Ganggu Kunjungan Wisata di Malang

Penutupan Bromo Akibat Kebakaran Tak Ganggu Kunjungan Wisata di Malang

Travel Update
5 Tips ke Pantai Senggigi Lombok, Sore tapi Jangan Kesorean

5 Tips ke Pantai Senggigi Lombok, Sore tapi Jangan Kesorean

Travel Tips
Pendakian Bukit Mongkrang Masih Tutup, meski Kebakaran Sudah Padam

Pendakian Bukit Mongkrang Masih Tutup, meski Kebakaran Sudah Padam

Travel Update
Wisata ke Flona 2023, Lihat Aneka Bunga Cantik dan Hewan Rp 50 Juta

Wisata ke Flona 2023, Lihat Aneka Bunga Cantik dan Hewan Rp 50 Juta

Jalan Jalan
Kebakaran di Bukit Mongkrang di Gunung Lawu Sudah Padam

Kebakaran di Bukit Mongkrang di Gunung Lawu Sudah Padam

Travel Update
Rute Bus Wisata Surabaya dan Jadwalnya 

Rute Bus Wisata Surabaya dan Jadwalnya 

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com