Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Asuh, Surga Peselancar

Kompas.com - 12/10/2012, 08:55 WIB

Oleh Aufrida Wismi Warastri

Bentangan pasir putih yang kontras dengan warna air laut yang hijau-biru menyambut kami di Pulau Asuh. Letih dalam perjalanan langsung lenyap begitu kaki menapak pulau yang dihuni 23 keluarga di sebelah barat Pulau Nias, Sumatera Utara ini. Bersentuhan dengan Samudra Hindia yang bergelombang ekstrem, pulau ini bisa jadi surga bagi peselancar.

Cuaca memang sering tak bisa diprediksi, namun toh tak menyurutkan langkah orang untuk datang ke Pulau Asuh, pulau di sebelah barat pantai Sirombu, Nias Barat, Sumatera Utara.

Segelintir orang datang untuk liburan, keluar dari rutinitas kota: surfing, diving, snorkeling, dan mancing. Para penghuni pulau menerima dengan sangat ramah.

Pulau Asuh terletak di Samudra Hindia di sisi barat Pulau Nias. Panjangnya 2 kilometer dengan lebar sekitar 800 meter. Pulau yang sebagian warganya adalah petani kelapa itu adalah satu dari delapan pulau di Kepulauan Hinako, Nias Barat.

Orang lebih mengenalnya sebagai Pulau Asu, tanpa huruf ”H” di belakang. Huruf itu hilang karena bahasa Nias tidak mengenal huruf mati sehingga kata Asuh jika diucapkan orang Nias terdengar seperti Asu. Maka pulau yang sangat dikenal para pencinta selancar (surfing) dunia karena ombaknya yang besar itu pun dikenal dengan Pulau Asu.

Earl Sullivan (35) bersama istrinya, Samantha, misalnya, tiap liburan sejak tahun 2007 selalu singgah ke Pulau Asuh. Pasangan asal California, Amerika Serikat, itu bisa berbulan-bulan menghabiskan waktu di pulau yang dipenuhi pohon kelapa dengan pasir putih di sepanjang pantai itu.

”Di sini tenang, tak banyak orang,” kata Earl. Rasanya memang seperti memiliki pulau sendiri.

Hal serupa dilakukan oleh Andrew Walker, pria asal Australia bersama istrinya, Neli Siti Asiah, yang berasal dari Betawi. ”Kami tiga minggu di sini,” tutur Neli yang lebih dulu singgah di Bali sebelum ke Pulau Asuh.

Andy, panggilan Andrew, sudah 12 tahun mengenal Pulau Asuh. Ia bahkan punya kapal boat di pulau itu untuk berkeliling Pulau Asuh dan pulau-pulau sekitarnya. Karena pahamnya Pulau Asuh, Andy tahu pasti di mana tempat bagus untuk selancar, juga diving, atau sekadar snorkling. Ia membawa seluruh peralatan kegiatan laut itu dari Australia.

Andy, Earl, dan Samantha, adalah para penggila selancar. Sesekali Andy juga snorkeling dan diving di seputar Kepulauan Hinako.

Jika lelah atau cuaca buruk, mereka memilih tinggal di cottage membaca buku, berselancar di internet, atau sekadar tiduran di hammock. Duduk-duduk di pasir putih pantai juga sudah menyegarkan.

Neli bahkan sampai gosong kulitnya karena saban hari menikmati pantai dan berenang di laut. ”Gak apa-apa, yang penting asyik, he-he,” tutur Neli.

Internet tersedia di pulau mungil itu. Asuh Camp, tempat Earl menginap, menyediakan wifi. Namun, Andy memilih membawa modem sendiri karena bungalow Mama Silvi tidak menyediakan internet. Kebanyakan para pengelola bungalow sangat hangat menerima tamu dan memperlakukan tamu sebagai bagian dari keluarga.

Favorit peselancar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com