Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Perancis Terpikat Tarian Padoa Manggarai Timur

Kompas.com - 16/10/2012, 12:30 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

BORONG, KOMPAS.com Perjalanan wisatawan Perancis dari Labuan Bajo sampai ke Flores bagian timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk berwisata transflores disuguhkan berbagai atraksi di berbagai tempat destinasi di sejumlah kabupaten di Flores. Tujuh wisatawan Perancis yang baru pertama kali mengadakan perjalanan wisata transflores disambut gembira oleh beberapa organisasi pariwisata dan pemerintah.

Hal ini terlihat ketika Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Minggu (14/10/2012) pagi, menyambut wisatawan Perancis dengan upacara adat sesuai adat istiadat masyarakat Manggarai Timur di lokasi wisata Cepi Watu. Para wisatawan disambut tiga tarian khas Manggarai Timur serta wisatawan duduk di atas "Tange" atau tempat duduk khas Manggarai Timur yang terbuat anyaman "Rea" atau daun pandan.

Selanjutnya pada sore hari mereka menuju ke Pantai Mbolata dan menginap di Mbolata Beach Inn Cottage milik Fransisco Huik De Rosari yang terbuat dari alang-alang dan ramah lingkungan. Wisatawan Perancis dipandu oleh Prof Christian Fenie dari Perancis yang sudah menjadi konsultan pariwisata di Provinsi Sulawesi Utara yang juga staf ahli Menteri Frans Seda menjelaskan, wisatawan Perancis yang melakukan perjalanan transflores akan mengunjungi berbagai tempat wisata yang menarik sepanjang Pulau Flores.

Setibanya di Mbolata Beach Inn, Tourism Management Organization Paradise on Earth Kabupaten Manggarai Timur menyambut kunjungan ini dengan menjamu rombongan dengan tarian khas masyarakat lokal di sekitar obyek wisata Pantai Mbolata.

Ketua TMO Paradise on Earth sekaligus pemilik Mbolata Cottages, Fransisco Huik De Rosari, mengoordinasi atraksi-atraksi budaya diperkenalkan kepada wisatawan Perancis. Pukul 20.00 Wita, tim penari Padoa sudah siap-siap mementaskan tarian khas mereka kepada wisatawan Perancis. Tarian yang mereka bawakan adalah tarian Padoa yang artinya tarian syukur panen.

Sekitar 20 penari mementaskan tarian Padoa yang dipadu dengan nyanyian-nyanyian syukur atas hasil panen. Perpaduan gerak tari dengan pakaian songke khas masyarakat Sabu mengentakkan wisatawan untuk terus menonton tarian tersebut. Selain itu, bunyi kaki dengan entakan khas yang dipadukan sebuah tempat segi empat yang terbuat dari daun lontar yang berisi kacang hijau yang diletakan di atas kaki memberikan kesan tersendiri kepada wisatawan Perancis.

Ketua Penari Padoa Martin Doko menuturkan, tarian Padoa merupakan tarian khas masyarakat Sabu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Orang Sabu yang berprofesi masak Tuak di sekitar Mabaruju sejak puluhan tahun lalu sekaligus membawa budaya khas mereka. Awalnya orang Sabu berada di Mabaruju, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, untuk mencari nafkah di mana di sekitar Pantai Mbolata, Mabaruju, Waewole, terdapat banyak pohon lontar.

Doko menjelaskan, tarian Padoa semestinya dibawakan pada acara syukur panen juga acara-acara budaya dari masyarakat Sabu serta sebagai tarian menyambut tamu, baik Indonesia maupun asing ataupun pejabat negara. Biasanya, tarian Padoa dibawakan sepanjang malam sampai subuh pada acara syukur panen serta paginya dilanjutkan dengan sabung ayam.

Namun, lanjut Doko, kalau ada kunjungan tamu-tamu dibawakan sesuai dengan apa yang disampaikan tamu. "Kami sering pentaskan tarian Padoa kepada wisatawan Eropa dan Asia yang menginap di Mbolata Cottages. Kami senang dan bangga tarian khas Padoa dipentaskan pada acara perjalanan wisata transflores dan singgah di Mbolata," jelasnya.

Fransisco Huik De Rosari menjelaskan, organisasi pariwisata menyambut baik perjalanan wisata dari wisatawan Perancis yang melintasi dan singgah di Kabupaten Manggarai Timur sambil menikmati sejumlah obyek wisata unik dan tarian-tarian khas Manggarai Timur.

Fransisco menjelaskan, yang paling menarik ialah salah satu wisatawan Perancis, Jozetta, pada usia 68 tahun merayakan ulang tahunnya bersama dengan TMO Paradise on Earth serta warga masyarakat Sabu yang mementaskan tarian Padoa. "Ini sesuatu yang mengejutkan wisatawan Perancis dengan merayakan ulang tahun kelahirannya di Mbolata Cottages bersama dengan warga masyarakat," katanya.

Prof Christian Fenie mengungkapkan, tamu-tamu yang dipandunya ini sangat berkesan dengan tarian Padoa dan tarian-tarian yang dipentaskan di obyek wisata Cepi Watu. Setiap wisatawan Perancis ini akan mempromosikan obyek wisata di Flores, baik, wisata alam, wisata budaya, wisata bahari dan wisata religius akan mereka promosikan di Perancis saat mereka kembali ke negaranya.

Menurut Christian, sepanjang transflores dari Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat sampai di Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur, dan Waelengga, ibu kota Kecamatan Kota Komba belum bersih. Sampah plastik masih berserakan di kiri kanan jalan.

"Sungguh perjalanan transflores sangat indah dimana udara dan hutannya masih asli bahkan di kiri kanan terdapat pemandangan atau panorama yang sangat indah. Ada persawahan yang sangat unik dengan bentuk sarang laba-laba, ada persawahan di lereng gunung seperti di sekitar Danau Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur," kata Christian. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com