Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Sungai Musi?

Kompas.com - 17/10/2012, 09:44 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sungai Musi di Sumatera Selatan dipilih sebagai tempat pelaksanaan “Musi Triboatton” dengan pertimbangan infrastruktur dan akses yang sudah siap dibandingkan sungai-sungai di daerah lain.

“Dari sisi infrastruktur sudah siap. Di Sungai Musi malam-malam pun bisa naik kapal ke arah Pulau Kemaro dan ini menarik sekali. Tempat lain tidak sesiap di Sungai Musi dan juga dekat dari Jakarta,” kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar pada saat peluncuran “Musi Triboatton” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (16/10/2012).

Hal senada juga diungkapkan oleh Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin. Ia menuturkan akses ke Palembang dari Jakarta untuk pesawat terbang tersedia 30 kali dalam sehari. Di Sungai Musi juga terdapat berbagai perahu tradisional khas daerah tersebut.

Sapta berharap melalui ajang “Musi Triboatton”, sungai-sungai di Indonesia dapat dikembangkan menjadi wisata sungai, sehingga sungai tak hanya dinikmati dari darat tetapi juga dari atas air. Selain itu, dalam pelaksanaan “Musi Triboatton” direncanakan beberapa atlet akan bermalam di atas kapal.

Menurut Sapta, hal ini bisa dikembangkan untuk menjadi semacam river cruise. Ia menuturkan di negara-negara di Eropa, sudah berkembang river cruise seperti di Sungai Danube atau Sungai Rhein, ketika wisatawan bisa berminggu-minggu tinggal di sungai menggunakan kapal pesiar.

Selain itu, Alex mengungkapkan Sumatera Selatan juga memiliki situs-situs yang menarik dan menjadi potensi pariwisata Sumatera Selatan. "Tadi malam Kabupaten Lahat mendapat rekor Muri sebagai situs megalit terbanyak. Situs megalit mulai dari Muara Enim sampai ke Pagaralam,” kata Alex.

Ia mengungkapkan situs megalitik tersebut sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dalam bentuk manusia yang memakai ornamen perhiasan, seperti cincin, gelang, dan kalung. “Bayangkan ribuan tahun lalu, nenek moyang di Sumatera Selatan sudah berhias dan bersolek sejak ribuan tahun yang lalu,” ungkapnya.

Selain itu, tambah Alex, ada bukti sejarah kejayaan kerajaan maritim Sriwijaya yang melebihi luas Indonesia. Bukti-bukti sejarah mengenai Kerajaan Sriwijaya menyebar hingga Filipina sampai Tanjung Harapan di Afrika.

“Sepuluh hari yang lalu, kami dengan Sultan Malaka melepas kapal Parameswara untuk menapak tilas perjalanan di masa Kerajaan Sriwijaya yang berlayar ke utara ke suatu daerah bernama Tumasik yang kini berdiri Singapura, ke utara lagi dan mendirikan negara Malaka,” tutur Alex.

Musi Triboatton 2012 akan diselenggarakan pada tanggal 6-11 November 2012. Lomba ini menggabungkan olahraga rafting, kano, dan balap perahu tradisional. Perlombaan melewati enam etape yang melalui Kota Palembang, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Banyuasin, dan Kabupaten Banyuasin sejauh 500 kilometer.

Musi Triboatton menggabungkan unsur olahraga dan pariwisata yaitu mempromosikan pariwisata Sumatera Selatan melalui ajang lomba olahraga. Lomba dilengkapi dengan kunjungan ke obyek wisata, pertunjukan kesenian tradisional, dan jamuan makan dengan kuliner tradisional Sumatera Selatan.

Ajang ini akan diikuti 10 tim dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Australia, Vietnam, Selandia Baru, Nepal, Kamboja, dan Myanmar. Para peserta akan berlomba dengan menggunakan peraturan lomba dayung dan rafting internasional dengan melibatkan juri dan pengawas dari organisasi olah raga dayung internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com